Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying all
Happy reading↓
↓
↓
"Apa kak?! Acara dibatalkan?!"Audy sontak bangkit dari tidurnya saat mendengar perkataan Rachel dari balik telefon.
Kepala Audy mendadak berdenyut karena terkejut dan sontak bangun begitu saja.
"Kakak minta maaf yang sebesar-besarnya sama kamu ya Audy. Ini juga keputusan dari pihak sekolah, bukan kakak yang memutuskan ini sendiri."
Audy termenung mencerna perkataan Rachel barusan. Se-mendadak ini? Tanpa alasan apapun dari pihak sekolah maupun yayasan?
"I-iya kak. Audy tau. Audy gak nyalahin kakak atau siapapun. Ya, anggap aja latihan kemarin hitung-hitung belajar gerakan baru, hehe," Audy terkekeh.
Namun jauh dari dalam hatinya, dirinya sangat amat kecewa. Dirinya sudah menghabiskan waktu nya untuk berlatih.
Tubuhnya ia paksa. Tanpa memikirkan resiko apapun, Audy tetap berlatih demi menghasilkan gerakan yang sempurna.
Namun apa kata Rachel barusan? Dibatalkan? Acara dibatalkan begitu saja?
"Audy? Kamu denger kan apa yang kakak bilang barusan?"
"Eh? Iya kak. Audy denger. Kalo gitu Audy tutup ya kak. Makasih banyak infonya. Assalamualaikum."
Audy segera memutuskan panggilannya sepihak lalu melempar ponselnya ke sembarang arah hingga ponselnya hancur berkeping-keping. Ponsel seharga belasan juta itu tidak ada harga dirinya lagi di tangan Audy.
"GUE UDAH NGELUANGIN SEMUA WAKTU GUE! GUE UDAH NGELUARIN SELURUH TENAGA GUE! TAPI INI YANG GUE DAPET?!" Teriak Audy frustasi.
Ia sangat amat kecewa dengan keputusan pihak sekolah hari ini.
Audy yang sangat amat kesal pun melempari seluruh barang yang ada di dekatnya.
Power Bank, jam beker, bantal, guling ia lempar ke sembarang arah hingga kamarnya berantakan dan amburadul saat ini.
Mengapa semua orang sangat suka mempermainkan perasaannya? Mulai dari orang-orang terdekatnya hingga orang yang tidak ia kenal sekalipun ikut mempermainkan perasaannya.
Ini bukan hanya mempermasalahkan latihan setiap hari. Namun ini juga menyangkut pengorbanan dirinya selama ini.
Ia mau menahan semua rasa sakit ditubuhnya hanya demi acara pensi itu. Namun, semuanya sia-sia begitu saja.
Tanpa memberi aba-aba, pihak sekolah memutuskan hal sepenting ini?
"Audy?! Audy kamu kenapa!"
Bagas yang baru saja selesai menunaikan shalat subuh pun kaget saat masuk ke dalam kamar Audy dan melihat kondisi kamar Audy seperti kapal pecah.
Bagas langsung menghampiri Audy yang duduk di atas kasur. Ada apa dengan Audy?
"Audy sayang? Kamu kenapa? Kenapa kamu—" ucapan Bagas terpotong saat Audy mendadak memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Novela Juvenil"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...