Alisya terbangun setelah ia tertidur sedari sehabis mandi, Alisya sangat lelah. Ia menatap Rey yang juga sedang tertidur pulas dengan memeluknya.
Alisya menyingkirkan perlahan tangan Rey lalu beranjak turun kebawah untuk menyiapkan makan malam untuk Rey.
Setelah sudah siap ia kembali beranjak untuk membangunkan Rey.
"Pak Rey bangun, makan malam dulu" ucap Alisya sembari menepuk pelan pipi Rey.
Alisya hendak beranjak lagi namun ditahan oleh Rey yang membuat Alisya mengernyitkan dahinya.
"Makan malam dulu, saya tunggu dibawah," Alisya lalu melepaskan tangan Rey dan segera beranjak.
Tak lama kemudian Rey turun menyusul Alisya, Rey duduk lalu mengamati 'kenapa hanya ada satu piring saja?' batin Rey.
"Kamu nggak makan?" Tanya Rey.
"Saya udah makan."
"Ka-".
"Udah pak Rey makan aja, saya temenin."
Rey menurut dan memakan makan malamnya sembari menatap Alisya yang menatap ke arah lain, sepertinya gadis itu melamun.
"Sya."
"Alisya?."
"H-hah?, Iya?."
"Saya sudah selesai, kamu melamun?."
"Nggak kok pak."
Alisya langsung mencuci piring bekas Rey karena bibi sudah istirahat apalagi sekarang sudah jam 20.45.
Alisya merasa sedikit terganggu saat Rey memeluknya dari belakang, ia belum selesai mencuci piring.
"Pak Rey lepasin" ucap Alisya berusaha melepaskan Rey.
"Maaf".
"Lepasin dulu, ini saya kapan selesainya?," Akhirnya Rey menyerah dan melepaskan pelukannya.
"Bapak ke atas duluan gih."
Setelah selesai mencuci piring, Alisya langsung menyusul Rey lalu berbaring disamping Rey dan membelakanginya.
Rey memeluk Alisya yang tidur membelakanginya itu lalu menghirup aroma tubuh Alisya, sepertinya sudah menjadi candu baginya.
"Sayang."
Alisya tidak menjawab.
"Jangan marah lagi ya."
Alisya membalikkan badannya menghadap Rey yang membuat ia hampir mencium Rey karena jarak wajahnya hanya 5cm dari wajah Rey.
"Maaf."
"Hmm?."
"Maafin saya ya?."
"Dimaafin."
"Beneran ini?" Tanya Rey, Alisya mengangguk.
"Makasih sayang."
"Saya cengeng banget ya, gitu aja nangis, gitu aja ngambek, gitu aja cemburu" ucap Alisya merasa dirinya terlalu kekanakan.
"Saya suka liat kamu cemburu tapi saya nggak suka liat kamu nangis."
"Saya kekanakan banget ya pak, kenapa pak Rey dulu nggak cari perempuan yang lebih de-."
"Karena Allah memilih kamu untuk mendampingi saya."
"Terimakasih, maaf Lisya masih kekanakan" ucap Alisya lalu memeluk Rey.
"Harusnya saya yang berterimakasih, terimakasih telah menerima saya" ucap Rey lalu melepaskan pelukannya dan menatap Alisya dalam.
Beberapa detik kemudian Rey menurunkan tatapannya ke arah bibir Alisya yang membuat Alisya ikut menatap ke arah tatapan Rey Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...