Rey menghela nafas pelan, bagaimana keadaan Alisya sekarang?, apa dia tadi terlalu kasar?.
"Kalian silahkan melanjutkan membaca dan mempersiapkan untuk mapel selanjutnya, saya ada urusan, saya tutup pelajaran saya sampai disini, Selamat pagi Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" ucap rey menutup pelajarannya karena ia ingin menjenguk Alisya di UKS, takut terjadi sesuatu dengan mahasiswinya itu.
"Pagi pak, Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" jawab seluruh penghuni kelas serentak.
Rey mulai melangkahkan kakinya keluar kelas lalu menuju ke UKS, saat ia membuka UKS, ruangan itu terlihat kosong, Rey bahkan membuka satu persatu tirai pembatas brankar untuk memastikan tidak ada brankar yang terlewat, lalu kemana Karina membawa Alisya?.
Rey melihat jam didinding UKS, Rey ingat ia ada janji dengan dekan kampus untuk membahas beberapa urusan, ia harus segera menemuinya, sejenak ia melupakan masalah mahasiswinya.
Saat sampai didepan ruangan Bagas yang menjabat sebagai dekan, Rey mengetuk pintu tiga kali lalu langsung masuk karna ia dipesan oleh bagas supaya langsung masuk saja keruangannya.
"Karina?, Alisya?" ucap Rey terkejut saat melihat Karina dan Alisya berada diruangan Bagas, kenapa mereka bisa disini?, harusnya mereka di UKS bukan?.
"Pak R-Rey?" Ucap Alisya dan Karina bersama karena sama-sama terkejut, Alisya yang tadinya memejamkan matanya pun sudah terbangun karna ada Rey.
"Kalian ngapa-" ucapan Rey terputus saat melihat Bagas memasuki ruangan.
"Reyhan?" Ujar Bagas, ia terkejut karena Rey ada di ruangannya padahal Karina dan Alisya juga sedang diruangannya, Alisya pernah berpesan kepada dirinya supaya tidak memberi tahu pada siapapun bahwa Alisya adalah putrinya.
Tetapi Bagas lupa kalau mempunyai janji dengan Rey bahkan tadi pagi ia berpesan kepada Rey untuk langsung masuk saja ke ruangannya. Yasudah, ia mencoba bersikap santai terlebih dahulu.
"Pagi pak Bagas" ucap Rey sopan lalu menyalami bagas dan Bagas membalasnya.
"Duduk dulu Rey," ucap Bagas santai. Sedangkan Alisya dan Karina melongo, kenapa Bagas bisa sesantai itu?, Alisya takut identitasnya terbongkar. Bagas menghampiri Alisya lalu duduk disebelahnya sambil memberikan obat kepada Alisya lalu mengambil minumnya diatas meja.
"Minum obat dulu" ucap bagas menyodorkan obat dan segelas air putih kepada Alisya, dan Alisya menerimanya.
"Udah pak," ucap Akisya saat selesai meminum obatnya, ia melirik ke arah Rey yang sedang mengamatinya, lalu ia memberikan isyarat mata kepada bagas seolah bertanya 'bagaimana?', Bagas menghembuskan nafas kasar lalu menatap Rey.
"Kamu nggak usah heran Rey, Alisya ini putri saya" ucap bagas yang membuat Rey, Alisya dan Karina melongo. Alisya mencubit pinggang papanya sambil memelototinya.
"Ish papah!" Ucapnya berbisik penuh penekanan.
"Aww sakit Sya," rintih Bagas sambil mengelus bekas cubitan dari putrinya, ia pun terkekeh sedangkan Alisya memanyunkan bibirnya, imut sekali.
"Tenang aja, Rey nggak ember orangnya, iyakan Rey?" Tanya Bagas menatap Rey yang dijawab anggukan ragu oleh Rey.
"Terserah papa deh," ucap Alisya.
"Gitu aja masa ngambek sih dek."
"Udah nggak usah ngambek, kamu pulang aja sama karina, nanti biar papa izinin. Kamu istirahat aja dirumah" ucap Bagas yang diangguki karina namun tidak untuk Alisya.
"Tapi pah Lisya harus-."
"Ssttttt, udah sana pulang, Karina bawa mobil kan?tolong anterin Lisya ya" ucap bagas yang dijawab anggukan oleh Karina. Karina mulai bangkit dan mau tidak mau Alisya ikut bangkit lalu mengamit tangan papanya dan menyalaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...