37.

4.9K 332 59
                                    

Sudah 3 hari Rey selalu pulang malam dan saat pulang Rey langsung ke ruangan kerjanya dan berangkat lagi pagi-pagi.

Malam ini malam minggu dan Rey masih sibuk diruangan kerjanya, Alisya berinisiatif untuk membuatkan Rey minuman.

Tok!tok!tok!

Alisya mengetuk pintu ruangan kerja Rey dengan membawa segelas air putih yang sudah diberi klorofil karena akhir akhir ini Rey selalu meminum kopi.

"Mas ini Lisya bawain air putih" ucap Alisya hendak meletakkan gelas yang dibawanya dimeja Rey namun ia malah tersandung kabel cas laptop yang membuat keseimbangannya hilang dan gelas yang dibawanya tumpah dan mengenai beberapa berkas Rey.

Rey yang melihat itu pun langsung menarik berkasnya supaya tidak kebasahan lebih parah lagi.

"M-maaf mas Lisya nggak sengaja."

"Lisya bantuin ya" ucap Alisya yang hendak membantu namun ditahan oleh Rey.

"Keluar sekarang" ucap Rey pelan sembari menunjuk ke arah pintu.

"Tapi-."

"Keluar!!!" Ucap Rey dengan nada cukup keras yang membuat Alisya tersentak kaget.

Sebelumnya Rey tidak pernah membentaknya tapi sekarang?, Alisya mendongak menatap Rey yang memejamkan matanya sembari mengepalkan tangannya, Alisya tersenyum getir  lalu keluar dan langsung menuju kamar.

Sebelum meninggalkan ruang kerja, Alisya sempat mengucapkan permintaan maaf dengan suara bergetar menahan tangisnya.

Saat sampai dikamar, Alisya langsung menutup dan mengunci pintu setelah itu ia berbaring diranjang dan menarik selimutnya lalu ia terisak pelan.

"Ma-af."

"Ta-kut."

Alisya menangis sampai ia tertidur sedangkan Rey masih berkutat dengan berkas-berkasnya.

Keesokan harinya Rey hendak mandi namun saat ia hendak membuka kamarnya ternyata pintunya terkunci, tidak biasanya Alisya mengunci pintu kamarnya.

Rey lalu beranjak untuk lantai bawah untuk mandi diruang tamu setelah itu ia kembali ke ruangan kerjanya untuk mengambil laptopnya lalu kembali keruang tamu dan menyelesaikan beberapa berkasnya diruang tamu.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi tapi Alisya belum turun juga yang membuat Rey khawatir. Rey memejamkan matanya sejenak lalu beranjak kelantai dua.

Apa ia terlalu keras semalam dengan Alisya?.

Tok!tok!tok!

"Sya???" Panggil Rey dari depan pintu kamar namun tidak ada jawaban.

"Sayang kamu didalem kan?."

"Sayang?."

"Buka pintunya."

"Jangan buat saya khawatir gini dong."

"Maafin saya sudah bentak kamu semalam."

"Sayang?, Ayolah buka pintunya."

Rey sangat khawatir karena sedari tadi ia tidak mendapatkan jawaban oleh Alisya.

"Sayang kalau kamu nggak mau buka saya dobrak pintunya."

"Satu?."

"Dua?."

"Tiga?."

"Saya dobrak pintunya."

BRAK!!!

Rey benar-benar mendobrak pintunya dan melihat Alisya bersandar lemah diranjangnya dengan wajah yang sangat pucat.

~Rey&Alisya~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang