Hari ini hari terakhir Rey di Singapura. Rey menatap jam dipergelangan tangannya dan jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi padahal seminggu yang lalu ia menjanjikan istrinya untuk sampai rumah minggu pagi.
Rey menghela nafasnya, penerbangannya memang mundur karena cuaca buruk mendadak dan ia juga mengundur penerbangannya sejam yang lalu, andaikan ia tidak menunda penerbangannya, pasti ia tidak akan terjebak cuaca buruk sekarang dan mungkin ia sudah sampai di Jakarta, tapi mau bagaimana lagi, ia harus mengurus berkasnya terlebih dahulu. Ia ingin sekali mengatakan hal ini kepada Alisya namun sayangnya istrinya itu memblokir kontaknya sejak 3 hari yang lalu.
Entah karena apa, tiba-tiba Alisya mengatakan bahwa dirinya jahat. Memang pada saat itu Rey sedang sibuk-sibuknya rapat jadi ia mengatakan pada alisya untuk tidak menelfonnya terlebih dahulu karena notif panggilan dari Alisya sangat mengganggu.
Rey ingat betul pesan yang ditulis istrinya sebelum akhirnya mengebloknya, Alisya menuliskan 'oke, Alisya ga bakalan telfon mas lagi. Selamat bekerja tanpa gangguan. That's what you want right?.'
Dan dengan kata lain Alisya seperti mengatakan bahwa dirinya itu gangguan untuk Rey. Bukan, bukan itu yang Rey maksud, istrinya salah faham.
Dear passengers, welcome to the Garuda Air MD-90 flight to Indonesia. Our flight to Jakarta will take approximately 1 hour and 20 minutes, with a cruising altitude of 32,000 feet above sea level. We need to say that this Garuda Air flight is smoke-free, before take-off we invite you to straighten the back of the chair, close and open the small tables that are still open in front of you, tighten your seat belts, and open the window shutters. On behalf of Garuda Air, Captain Anton and all crew members were able to wish you a happy enjoyment of this flight, and thank you for your choice to fly with Garuda Air.
Pengumuman dari maskapai penerbangan menyadarkan Rey dari lamunan. Rey segera bergegas menuju ke pesawat dan duduk di tempat duduknya dengan tenang.
I jam 20 menit berlalu, Rey sampai di Bandara Jakarta. Rey sudah menghubungi supirnya untuk menjemputnya jadi Rey tidak perlu lama-lama menunggu.
Rey langsung menuju parkiran dan memasuki mobilnya, lalu memerintahkan supirnya untuk mengantarnya menuju rumah Lana karena istrinya disana.
Disisi lain, Alisya sedang menunggu seseorang dengan antusias didapur bersama dengan Lana.
Tok!tok!tok!
Alisya langsung menoleh ke arah pintu dengan senyum yang mengembang. Akhirnya orang yang ia tunggu tiba.
"Bukain pintunya sana dek, tadi mama kunci" ucap Lana yang diangguki Alisya.
Alisya segera menuju ke arah pintu dan membuka pintu, ia tidak sabar sekali.
Tapi saat Alisya membuka pintu, Alisya justru terkejut dan senyumannya pun luntur.
"Assalamu'alaikum" ucap seorang lelaki didepan pintu dengan senyum manisnya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap Alisya singkat lalu mengamit tangan lelaki tadi dan mencium punggung tangannya.
"Eh Rey, mama kira tadi Alif sama Natasya" ucap Lana yang menyusul Alisya ke depan.
Rey tersenyum ke arah Lana lalu mencium tangan Lana.
"Mama sama Alisya nungguin Alif?."
Baru saja Lana hendak menjawab, namun tidak jadi karena Alisya mendahuluinya.
"Iya lah, dari pada nungguin tukang bohong" ucap Alisya singkat dan ketus lalu menuju dapur.
Lana menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...