Malam ini keluarga Alisya sedang berkumpul diruang keluarga, ini memang rutinitas mereka setiap weekend, meluangkan waktu untuk family time. Suara ketukan pintu pun sampai tidak terdengar sama sekali, tak lama kemudian bibi datang.
"Maaf non Lisya, non dicariin sama pak Rey" ucap bi surti menunduk sopan.
"Pak Rey?, ngapain pak Rey kesini?" Tanya Alisya, Alisya menatap tajam Bagas karna ia bilang ia akan menghubungi Rey untuk mengajaknya keluar, apa ini ulah papanya?.
"Kenapa liat papa gitu?, papa aja belum jadi telfon Rey, gercep amat si Rey" ucap Bagas yang membuat Lana tertawa kecil dan Alisya menghela nafas, sedangkan Alif?, anak itu tetap setia dengan film favoritnya diTv.
"Yaudah sana temuin" ucap lana yang membuat Alisya beranjak ke kamarnya untuk memakai rok dan juga kerudung karena ia hanya memakai baju tidur tadi. Meskipun baju tidurnya panjang tapi Alisya tidak pernah memakai celana didepan laki-laki kecuali ayah dan kakaknya meskipun celana panjang sekalipun kecuali kulot. Setelah selesai, Alisya segera turun lalu keluar.
"Pak Rey kok nggak masuk, disini dingin loh" ucap Alisya yang membuat Rey yang sedari tadi menunduk pun mendongak.
"Nggak apa-apa, disini aja" ucap Rey yang membuat Alisya ikut duduk di kursi didepan Rey
"Ada apa pak Rey malam-malam kesini?."
"Saya mau ngajak kamu keluar."
"Kemana?."
"Ke alun-alun kalau kamu mau."
"Saya mau, saya mau ambil sweater saya dikamar sekalian pamit papa sama mama dulu ya pak" ucap Alisya yang dibalas anggukan oleh Rey.
Alisya menuju kamarnya untuk mengambil sweater, setelah itu Alisya menuju ruang keluarga untuk berpamitan.
"Pa, ma Alisya keluar sama pak Rey ya?" Ucap Alisya yang diangguki Lana. Bagas dan Alif masih fokus dengan film mereka. Setelah mendapatkan ijin, Alisya kembali turun.
"Ayo pak."
'hening' saat diperjalanan menuju alun-alun, Rey maupun Alisya tidak nembuka suara sampai akhirnya tiba di alun-alun. Mereka turun lalu berjalan berdampingan.
"Kamu mau naik permainan atau apa mungkin?" Tanya Rey yang dijawab gelengan kepala oleh Alisya.
"Pak, makan sosis bakar aja mau nggak?" Tanya Alisya, tiba-tiba ia menginginkan makanan itu.
"Yaudah kamu pesen gih, saya mau pesen minuman, kamu mau minum apa?" Tanya Rey.
"Terserah bapak aja."
"Jangan terserah Sya."
"Saya Green tea aja kalau gitu, tapi kalau emang nggak ada samain aja sama pak Rey " ucap Alisya yang diangguki Rey.
Rey mulai mencari minuman dan Alisya memesan dan menunggu sosis bakar. Pesanan Alisya sudah siap, Alisya mengambil selembar uang seratus ribu dikantung sweaternya, saat hendak menyerahkan uang itu tangannya ditahan orang seseorang dibelakangnya dan seseorang itu lalu membayarnya menggunakan uangnya. Alisya menoleh, siapa lagi kalau bukan Rey?.
"Biar saya aja, kamu cari tempat duduk, biar saya yang bawa makanannya" ucap Rey, Alisya mengangguk lalu mencari tempat duduk.
Alisya memilih tempat duduk lesehan lalu melambaikan tangan kepada Rey, Rey pun berjalan menuju tempat Alisya. Alisya menatap Rey yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa minuman dan makanan mereka. 'kenapa pak rey nggak malu ya?' batin Alisya.
Setelah itu Rey duduk disebelah Alisya lalu memberikan makanan dan minuman yang ia pesan tadi, mereka mulai memakannya sembari melihat orang-orang berlalu lalang. Bukan mereka tapi lebih tepatnya Alisya, sedangkan Rey?, ia menatap gadis disampingnya itu, lagi lagi sorot mata itu meneduhkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Roman pour Adolescentscerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...