Jam menunjukkan pukul 04.00 . Rey bangun perlahan agar tidak membangunkan Alisya. Rey keluar kamar lalu menghampiri Lana yang sedang didapur itu.
"Ma, Rey boleh minta tolong?."
"Boleh sayang, mau minta tolong apa?."
"Rey nitip Alisya sebentar ya ma, Rey mau ke masjid, Rey kan nggak sholat berjamaah di rumah jadi harus berjamaah di masjid" ucap Rey yang diangguki Lana.
Setelah mendapat persetujuan Lana, Rey langsung berangkat menuju masjid untuk melaksanakan sholat shubuh sedangkan Lana ke kamar Alisya untuk menemani putrinya itu.
Beberapa menit kemudian, Rey kembali pulang bersama dengan Bagas. Rey dan Bagas langsung menuju kamar Alisya.
"Tadi Alisya nyariin kamu" ucap Lana saat Rey dan Bagas mendekati ranjang.
"Alisya memang gitu, dia pasti selalu mimpiin orang yang dia pikirin kalau lagi sakit" ucap Bagas .
"Semalem gimana?, Papa udah suruh Nia sama Vira supaya nggak ngomong yang aneh-aneh lagi sama Alisya."
"Semalem dia ngingau terus pa, panggil Rey terus. Rey nggak tega liatnya."
"Nggak apa-apa, dia baik-baik aja kok" ucap Bagas sembari menepuk pundak Rey.
Alif dan Natasya masuk ke kamar Alisya menyusul Lana, Bagas dan juga Rey karena sebenarnya mereka ingin melihat keadaan Alisya semalam namun ditahan Lana karena Alisya baru saja tenang.
"Gimana keadaan Alisya?" Tanya Alif.
"Udah mendingan."
Alif lalu mendekati Alisya dan mengelus puncak kepala adiknya itu, Natasya tidak cemburu karena ia tau kalau Alif sangat dekat dengan Alisya.
"Alisya wisuda kapan?" Tanya Alif.
"Besoknya lagi dari hari ini."
"Memungkinkan?" Tanya Lana.
"Nanti Rey coba kasih obat ke Alisya ma."
"Papa lupa kalau menantu papa dokter" ucap Bagas yang membuat Lana, Alif, Natasya dan Rey sedikit tertawa.
"Yaudah ayo keluar, nanti Alisya biar turun kalau sarapan atau kalau nggak ya sarapan disini" ucap Bagas.
"Rey mau mama bikinin minuman?" Tanya Lana, karena ia tau kalau menantunya pasti tidak bisa tidur nyenyak semalam.
"Nggak usah ma, Rey bisa bikin sendiri kok."
"Udah gapapa, kamu tunggu ya, mama bikinin susu" ucap Lana yang mau tidak mau diangguki Rey.
Setelah Lana keluar, Rey langsung berbaring disamping Alisya lalu memeluk Alisya dan tanpa sadar dirinya ikut tertidur.
Lana kembali masuk ke kamar Alisya untuk mengantar susu untuk Rey. Namun saat ia masuk ternyata Rey tertidur sembari memeluk putrinya. Lana yang melihat itupun hanya bisa tersenyum lalu kembali keluar kamar karena takut membangunkan Rey ataupun Alisya.
Sekitar satu jam kemudian tepatnya jam 05.30, Alisya terbangun. Pertama kali yang ia lihat saat membuka matanya adalah suaminya yang masih tidur dan memeluknya erat.
Alisya mengelus pipi Rey sembari tersenyum, ia mengingat kejadian semalam, Rey sangat sabar sekali menghadapinya selama ini.
Tanpa sadar air mata Alisya kembali menetes, ia beruntung mendapatkan suami yang sangat sabar dan pengertian seperti Rey, ia sangat tidak menyesal menerima perjodohan itu.
Rey terbangun saat merasakan elusan di pipinya. Saat ia membuka matanya, ia melihat Alisya yang sedang menangis sembari menatapnya.
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Rey dengan suara serak khas bangun tidur lalu langsung mengelap air mata Alisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...