Sekitar pukul enam pagi, Rey sudah duduk didepan ruang rawat Alisya.
"Rey," ucap seseorang, ternyata Arya dan Nita.
"Ya ampun, kakak kenapa?" Tanya Nita saat melihat wajah dan tangan putranya terluka, sedangkan Arya sudah tau kalau ini perbuatan Alif karena dari dulu Alif yang selalu posesif dengan siapapun yang melukai Alisya.
"Nggak apa-apa Bun," jawab Rey mencoba tersenyum.
"Kenapa kamu nggak ngabarin bunda sama ayah?" Tanya Nita, pasalnya keluarga Rey tahu hal ini bukan dari Rey, melainkan dari sang besan, Lana.
Rey tidak bisa bicara lagi tepatnya tidak sanggup, ia kehilangan calon buah hatinya, orang tua mana yang tidak sedih?
"Udah bun, kita lihat keadaan Alisya dulu," ucap Arya. Nita pun mengangguk menyetujui.
"Rey, kamu nggak ikut masuk?" tanya Arya yang membuat Rey menoleh sebentar lalu menggeleng.
"Bun, udah ayo," ajak Arya sembari menarik tangan Nita.
Saat Nita dan Arya masuk kedalam, Alif keluar. Lalu Alif duduk disamping Rey yang tengah duduk bersandar sembari memejamkan matanya.
"Rey," panggil Alif yang membuat Rey cukup terkejut.
"Kenapa?, mau pukul gue lagi?, lain kali aja bisa?, gue belum makan 3 hari, gue takut mati sebelum Alisya maafin gue," jawab Rey yang membuat Alif merasa bersalah.
"Lo bener-bener nggak tau penye-."
"Gua bukan tipe pengecut yang nggak berani mengakui kesalahan dan sekarang gua bener-bener nggak tau," jawab Rey memotong ucapan Alif.
"Kemarin gue cek CCTV, gue nggak bisa jelasin, kalau lo mau tau lo liat aja kerumah."
"Gue bantu lo."
"Thanks."
"Sekarang aja, besok Alisya udah boleh pulang, jadi usahakan segera jelas. Kalau sampai ini bener-bener gara-gara lo, gue nggak pernah main-main Rey."
Alif dan Rey pun beranjak pergi.
Pertama ia harus mencari tau siapa penyebab Alisya keguguran karena disitu kunci masalahnya.
Sesampainya di dalam mobil, Rey langsung melajukan mobilnya. Sedangkan Alif duduk di samping Rey.
Sesampainya di rumah Rey, keduanya langsung masuk ke dalam ruang khusus yang berisikan rekaman CCTV.
Mereka sudah cukup lama di ruangan ini, Alif juga sudah beberapa kali melihat rekaman CCTV yang tersedia.
Berharap melihat sedikit wajah sang pelaku, namun tetap nihil. Hanya kakinya saja yang terlihat.Alif menghela napas berat.
"Terus gimana ini?, lo sih, pasang CCTV nggak becus, malah ngarah ke kebun tetangga."
Rey memegangi dagunya, mencoba mencerna ucapan sang kakak ipar. Lalu tiba-tiba Rey berdiri dan langsung beranjak pergi meninggalkan Alif.
"Mau kemana lo?!" teriak Alif bertanya.
Alif bingung kenapa Rey tiba-tiba keluar begitu saja, dan dengan terpaksa Alif pun langsung menyusul kepergian Rey tadi.
Alif berusaha menyusul Rey, menyeimbangi langkahnya yang begitu cepat.
"Mau kemana sih?" Tanya Alif kesekian kalinya. Namun sama sekali tak di gubris oleh Rey.
Langkahnya terhenti setelah sampai di depan gerbang.
Pandangannya teralih-alih mencari keberadaan CCTV milik tetangganya yang menghadap ke gerbang rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...