38.

4.8K 321 90
                                    

Sudah sekitar 3 hari, Alisya melakukan kegiatannya dirumah tanpa Rey.

Sebenarnya Alisya tidak hanya dirumah saja karena Alisya ikut Karina menuju klinik tempat Karina bekerja. Alisya juga sudah meminta izin pada Rey karena ia bosan dirumah.

Namun mulai pagi ini, Alisya tidak ikut dengan Rey lagi karena sejak semalam ia tidak enak badan.

"Ma, capek bolak-balik kamar mandi terus" ucap Alisya sembari memeluk Lana.

Alisya memang muntah-muntah sedari jam 03.00 pagi dan Lana sedari tadi stay di kamar Alisya.

"Mau minum?" Tanya Lana yang dijawab gelengan oleh Alisya.

Lana menghela nafasya sembari mengelus punggung Alisya.

"Kita ke rumah sakit aja ya dek?" Tanya Lana yang diangguki Alisya.

"Bentar mama telfon pak Supri dulu" ucap Lana lalu menghubungi supirnya itu.

Lana harus menghubungi supir pribadinya itu karena Alif dan Natasya sudah pindah ke rumah baru Alif dan Pak Supri sedang mengantar bibi berbelanja.

Tepat sekali saat Lana menekan nomor Pak Supri, supirnya itu ternyata sudah sampai rumah jadi mereka bergegas membawa Alisya menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Lana menuntun Alisya menuju UGD. Untung saja Alisya masih sanggup untuk berjalan.

"Gimana keadaan putri saya dok?" Tanya Lana pada dokter yang memeriksa Alisya.

"Putri anda baik-baik saja, mungkin hanya kelelahan. Saya buatkan resep terlebih dahulu ya bu" ucap dokter tadi yang diangguki Lana.

"Saya nggak berani kasih obat banyak, saya cuman kasih obat mual saja karena putri anda yang minta, nanti bisa ditebus di apotek depan bu."

"Baik dok, terimakasih" ucap Lana lalu menggandeng Alisya menuju ke apotek terlebih dahulu kemudian baru kembali ke mobil.

Sesampainya dirumah, Lana menuntun Alisya menuju kamar. Lana menyuruh Alisya untuk makan lalu minum obat, setelah itu barulah Alisya beristirahat.

"Mau mama telfonin Rey?."

"Jangan ma, nggak usah."

"Kenapa?, kamu nggak lagi marahan kan sama Rey?."

"Nggak kok ma, mas Rey sibuk. Semalem udah bilang sama Lisya. Lagian nanti kalau mama bilang Lisya sakit nanti mas Rey malah khawatir lagi" ucap Alisya yang diangguki Lana, ia tahu Rey jika khawatir dengan putrinya pasti tidak hanya memastikan Alisya baik-baik saja lewat ponsel namun memastikan secara langsung.

"Kali aja pengen Rey cepet pulang."

"Percuma kalau pulang cuman buat nemuin Lisya habis itu berangkat lagi, malah tambah lama."

Lana menarik Alisya ke pelukannya, ingat kan apa yang Lana bilang sebelum Alisya menikah?, Alisya akan tetap jadi gadis kecil dimatanya meskipun ia tau putrinya ini sudah milik orang lain.

"2 minggu buat pasangan baru emang rasanya lama ya, mama dulu juga gitu kalau ditinggal papamu keluar negri" ucap Lana yang membuat Alisya yang masih dipelukannya itu mendongak menatapnya seolah menunggu kelanjutan ceritanya.

"Apalagi kalau lagi LDR ada aja yang bikin kita berantem, papa terlalu sibuk kerja trus pas mama telfon papa malah bentak mama."

"Disitu mama ikut bentak papa karena ya namanya orang lagi kangen, malah dibentak lagi, apalagi mama waktu itu lagi hamil kakak kamu."

"Akhirnya mama blokir kontak papa, sehari abis itu papa pulang trus minta maaf sama mama."

"Mama cerita ini bukan untuk kamu tiru, mama cuman mau kasih tau kamu kalau jarak itu untuk ditaklukkan bukan dipermasalahkan."

~Rey&Alisya~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang