2 minggu waktu berjalan, kondisi Alisya sudah sepenuhnya baik, hanya tinggal menunggu jadwal tamu bulanannya untuk kembali kontrol ke dokter.
"Sayang!" Panggil Alisya keras, padahal Rey sedang diruang kerja sedangkan dirinya di kamar.
Alisya langsung berjalan cepat dengan mata berbinar menuju ruangan kerja Rey.
Saat sampai di depan ruangan kerja Rey, Alisya langsung membuka pintunya yang membuat Rey yang sedang fokus ke laptonya jadi menoleh ke arahnya.
"Pelan sayang" ucap Rey, sebelum berbicara ia juga meng-off kan kameranya terlebih dahulu karena ia sedang rapat.
"Mas rapat?" Tanya Alisya dengan berbisik yang diangguki Rey.
"Yaudah selesain dulu, Lisya keluar lagi."
"Mau kemana?, Udah mau selesai rapatnya" ucap Rey, namun Alisya sudah terlanjur keluar.
Sekitar 15 menit berlalu, rapat Rey sudah selesai. Rey hendak menyusul Alisya. Baru saja ia berdiri namun Alisya sudah datang dengan camilan dan susu.
"Mas mau kemana?" Tanya Alisya lalu meletakkan camilan dan susu yang ia bawa tadi di meja Rey.
"Tadinya mau cariin kamu, tapi kamunya kesini" ucap Rey lalu duduk dan menarik istrinya ke pangkuannya
"Tadi kenapa nyariin saya hmm?."
Alisya tidak menjawab pertanyaan Rey namun justru malah memeluk Rey dan meletakkan dagunya di pundak sang suami.
"Aku dapet tamu bulana."
Hal sesepele itu sebenarnya, tapi sudah membuatnya senang.
"Biasanya selesai berapa hari?."
"3 hari mungkin."
"Sakit nggak perutnya?" Tanya Rey lalu mengusap pinggang Alisya.
" Nggak sakit kok."
"Kalau selesai bilang oke?, kita konsultasi ke dokter spesialis" ucap Rey yang langsung diangguki Alisya.
"Kamu istirahat yang cukup juga, nggak boleh kecapekan."
"Iya sayang, lagian Lisya juga nggak kecapekan kok."
"Kamu nggak kecapekan tapi tubuhmu, dibilangin urusan bersih-bersih rumah biar bibi yang beresin, bandel amat sih" ucap Rey sembari mencubit gemas hidung istrinya.
"Kan udah ngurangin, nggak semua dikerjain sekarang, lagian bosen kalau nggak ngapa-ngapain."
"Nemenin saya dong kalau kamu bosen."
"Males, dikacangin mulu."
Cup!
"Mas!" Ucap Alisya sembari memukul pelan dada Rey, bisa-bisanya Rey menciumnya disaat ia sedang kesal.
"Manis sayang, abis makan apa sih?."
"Makan kue, itu kan mas juga Lisya bawain."
"Enak kayaknya, cium lagi sini."
"Itu lhoh kuenya, mau disuapin?" Tanya Alisya sembari menunjuk kue dan beberapa camilan yang ia bawa tadi, ia hendak turun dari pangkuan Rey untuk mengambilkan Rey roti namun Rey justru malah memeluknya.
"Saya nggak pengen roti, pengennya kamu" ucap Rey sembari mencium puncak kepala Alisya, menghirup aroma wangi khas shampo Alisya sejenak.
"Modus ih."
"Aww sayang sakit" ucap Rey sembari mengelus pinggangnya yang dicubit Alisya.
"Sukurin!" Ucap Alisya lalu segera turun dan berlari keluar dari ruang kerja Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Novela Juvenilcerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...