13.

5.4K 371 7
                                    

19.30

Alisya baru saja selesai menunaikan ibadah sholat isya, ia segera membereskan peralatan sholatnya lalu keluar kamarnya menuju ruang keluarga.

Alisya langsung mengambil tempat duduk disamping mamanya. Papa dan kakaknya sedang sibuk bermain PS, setiap family time pasti dua pria itu sibuk bermain PS.

Alisya menarik nafas lalu membuangnya yang membuat Bagas, Lana, dan Alif menoleh kepada Alisya.

"Kamu kenapa dek?" Tanya Lana.

"Nggak papa ma, em itu ma."

"Itu-itu apaan sih dek jangan bikin penasaran deh" ucap Alif.

"Emm Alisya mau ngomong" ucap Alisya lagi yang membuat Bagas menoleh pada Alif lalu meletakkan stik PS nya dan kembali menatap Alisya, kini semua mata menatap Alisya.

"Ngomong apa dek?" Tanya Lana sembari mengelus punggung Alisya.

"Tentang perjodohan itu."

"Dek kalau misalnya kamu belum siap yaudah, papa nggak maksa kamu kok. Kan yang menjalani kamu, papa sama mama cuman pengen yang terbaik buat kamu, yang bisa jaga sama bahagiain kamu. Kalau misalnya kamu mau tolak besok papa bilang ke om Arya supaya batalin perjodohan itu. Papa nyuruh kamu buat cepet-cepet ambil keputusan bukan karena papa memaksa kamu, tapi papa nggak mau membuat keluarga Rey menunggu jawaban kamu" ucap Bagas yang membuat Alisya mendongak.

"Tapi kalau misalnya kamu terima mama yakin pasti Rey yang terbaik buat kamu."

"Iya dek. Kakak nggak mau ejek kamu, kakak cuman bicara kenyataan kalau misalnya Rey itu sabar banget ngadepin sikap kamu apalagi kamu kadang kekanakan Laki-laki itu rata-rata emosian tapi kakak pikir Rey bisa ngendaliin emosinya. Waktu kamu marah sama Rey waktu itu kakak pikir Rey bakal ilfeel sama kamu, tapi dia justru suka karena katanya kamu keliatan gemesin" ucap Alif yang membuat Alisya tidak percaya.

"Gimana dek?" Tanya Bagas.

"InsyaAllah Alisya terima pa, ma, kak."

"Alhamdulillah" ucap Lana langsung memeluk Alisya.

"Tapi jangan bilang sama pak Rey dulu ya ma."

"Kamu yakin nggak mau cepetin keputusan kamu? Kamu kan udah masuk semester 6 dek, misalnya kamu nikah sama Rey duluan kan bisa bimbingan lebih awal jadi gampang" ucap Bagas.

"Lisya tau papa cuma mau cepetin pernikahan Lisya kan?, Lisya juga udah punya keputusan kalau misalnya bulan ini Lisya sama pak Rey tunangan kalau misalnya nggak ada kendala."

"Papa yakin nggak akan ada kendala sayang" ucap Bagas lalu memeluk putri semata wayangnya.

"Owh iya dek kamu mau kasih tau Rey pas ulang tahunnya?" Tanya Alif.

"Emang kapan ulang tahun pak Rey?."

"Bareng sama kamu."

"27 November?" Tanya Alisya yang diangguki Alif.

"Nanti kita makan-makan bareng aja buat perayaan" ucap Lana yang disetujui Bagas dan Alif.

"Tapi Alisya harus kasih kado apa ma?."

"Jam tangan aja dek sekalian pembuktian" ucap Alif.

"Pembuktian apa?."

"Ntar juga tau."

"Tuh ma, anak mama stress" ucap Alisya mengejek Alif karna tersenyum aneh.

"Durhaka kamu dek" ucap Alif hendak menggelitiki Alisya namun dilarang Lana.

"Nggak boleh wleee" Ucap Alisya sembari menjulurkan lidahnya yang membuat Alif kesal.

"Udah-udah kalian ini" ucap Bagas.

~Rey&Alisya~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang