"Sya?" Panggil Rey. Ia tidak mengerti maksud Alisya yang menyerahkan kembali cincin tunangannya.
"M-maksudnya apa Sya?" Tanya Rey sembari menatap cincin yang Alisya serahkan kepadanya.
"Saya nggak bilang mau mengakhiri semuanya,tapi-" Alisya menjeda ucapannya.
"Tapi ini tergantung pak Rey sendiri, saya cuman pengen kasih pak Rey kesempatan untuk berfikir, saya nggak mau kalau misalnya saya memaksa kedepannya justru akan hancur semua."
"Saya nggak akan bilang ke siapapun pak, orang lain cukup tau hubungan kita baik-baik saja sampai nanti pak Rey menemukan jawaban untuk melanjutkan ataupun mengakhiri."
"Sya saya mau melanjutkan ini, kamu jangan gini Sya."
Alisya menatap Rey. Salah seorang dosen killer yang pernah Alisya temui kini sedang menangis karenanya. Jujur Alisya tidak tega karena dari mata Rey saja sudah memancarkan penyesalan, tapi Alisya hanya ingin sebuah bukti dan juga ingin memberikan Rey sebuah kesempatan.
~lebih baik berakhir di awal kan daripada hancur diakhir?.
"Jangan temui saya mulai dari sekarang sampai 3 hari kedepan, saya akan baik-baik saja. Semoga pak Rey mendapatkan jawaban yang terbaik."
"Sya-"
"Silahkan pak" ucap Alisya sembari menunjuk pintu, Rey mau tidak mau harus keluar.
"Gimana Rey?" Tanya Alif saat Rey keluar ruangan Alisya.
"Gue balik dulu ya, jagain Alisya."
"Mau kemana?, urusannya udah selesai?" Tanya Alif, Karina masih setia disampingnya.
"Gue pamit 3 hari kedepan, nanti kalau Alisya pulang dari RS kabarin gue" ucap Rey sembari menepuk pundak Alif lalu pergi.
"Nggak terlihat baik-baik saja" ucap Karina saat Rey sudah tidak terlihat lagi.
"Yaudah kita temenin Alisya, tapi jangan tanya macem-macem termasuk hal ini."
Alif dan Karina lalu masuk ke ruangan Alisya lagi, Alif langsung duduk disamping Alisya.
"Are you oke?" Tanya Alif saat melihat mata Alisya sembab.
"I'm oke" ucap Alisya tersenyum mencoba menutupi semuanya. Sebenarnya Alif dan Karina tau, tapi mereka tidak mau ikut campur lebih dalam.
Cklek!
Pintu ruangan terbuka, menampilkan Bagas, Lana, dan juga dokter yang menangani Alisya.
"Halo dek Alisya, gimana kabarnya?, membaik belum?."
"Hai dok, Alhamdulillah sudah membaik dok."
"Saya periksa sebentar ya". Ucap dokter tadi lalu memeriksa Alisya dan mencatat hasilnya dibuku catatan yang ia bawa setiap menjenguk pasien.
"Ini sudah ada perkembangan, jika kondisinya terus membaik kemungkinan besar besok Alisya sudah boleh pulang."
"Jangan banyak pikiran, makan tepat waktu juga, dan selalu jaga kesehatan ya dek Alisya, kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter tadi lalu keluar ruangan diantarkan oleh Bagas.
**********
Hari ini Alisya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, namun Alisya masih harus banyak istirahat.
Setelah sampai dikamarnya Alisya berjalan menuju dekat jendela kamarnya, ia duduk di sofa yang biasanya ia gunakan untuk bersantai disana.
Alisya menatap langit, merenungkan keputusannya, apa mungkin semua akan berakhir?.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Rey&Alisya~
Teen Fictioncerita ini menceritakan tentang perjodohan antara Alfaro Reyhan Saputra dan Alisya Putri Mahendra. Alfaro Reyhan Saputra atau biasa dipanggil Rey adalah seorang dokter, dosen, dan juga pengusaha muda keturunan dari keluarga Saputra. Alisya Putri Mah...