-28- Sincerely,

6.2K 1K 61
                                    

Pandangan Aldrich bolak-balik dari kertas di tangannya padaku.

"I-ini..."

"Apakah ada yang salah?" tanyaku was-was.

"Kau bercanda? Ini sempurna!"

Aldrich kemudian memelukku. "Oh Anezka! Aku tidak menyangka kau benar-benar menyelesaikannya."

"Hehehe..." aku juga bangga pada diriku sendiri. Akhirnya, setelah beberapa hari yang menguras pikiran.

Aku memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan Ibu agar ibu bisa fokus penyembuhan. Tentu saja mereka semua menolak dan tidak percaya pada awalnya. 

Tapi berkat bantuan Aldrich, Tuan Zerdi ajudan Vivaldi, dan yang lain, akhirnya aku menyelesaikannya.

"Katakan pada kakak, apa ada sesuatu yang kau inginkan?" Apa ini reward? Aku baru akan bilang es krim dan cat air, "Apa kau ingin gaun lagi? Berlian? Katakan pada Kakak!"

Haha, es krim apanya.

"Ah!" Aku teringat sesuatu. Ketika mengerjakan buku besar, aku menemukan bukti donasi. Vivaldi ternyata menjadi donatur tetap sebuah panti asuhan. 

Aku selalu ingin berkunjung dan berdonasi di panti asuhan. Bermain dan menghibur anak-anak yang bernasib sama sepertiku. Mereka tidak lebih beruntung dariku yang masih memiliki warisan dari orang tuaku dan dapat hidup di rumahku sendiri. Meskipun sendiri.

Aku tersenyum pada Aldrich, "Aku ingin ke Arcbott Garden, kakak."

Aldrich melongo lagi. "Apa?"

Sebenarnya sudah berapa lama aku di sini? Dia masih saja kaget.

"Kau serius?"

Aku mengangguk.

Aldrich tersenyum lembut, kemudian mengusap belakang kepalaku. "Kenapa kamu tidak pergi dengan Pangeran saja?"

Senyumku segera berganti jadi merengut. "Kenapa aku harus pergi dengannya?"

Ada banyak yang terjadi belakangan ini dan aku merasa kewalahan mencerna semuanya bersamaan. Kurasa aku membutuhkan waktu sendiri untuk menjaga kewarasanku. 

Jadi setelah malam itu, aku menggunakan alasan sibuk untuk tidak bertemu dengan siapapun. Benar-benar siapapun. Termasuk Junda. Tidak, terutama Junda. Yang masih tidak bisa kumengerti dan kuterima sikapnya.

"Ah, iya, kau lupa." Apa? Apa yang tidak kutahu? "Tiap bulan, kalian punya kewajiban untuk berkencan sekali."

"HAH?!"

DUARRR!!!

Bagaimana bisa ada kewajiban semacam itu?! Itu konyol sekali sumpah. 

"Tapi kemarin-kemarin tidak tuh!"

"Hehe, kemarin kakak memang meminta untuk menundanya sampai kamu pulih sepenuhnya. Tapi Para Dewan sepertinya mulai menanyakannya."

Aku menghela napas. Para Dewan. Para bangsawan tinggi abdi Raja.

Aku ingat bagaimana aku membenci mereka karena merekalah yang memfasilitasi Anezka mengejar Junda.

Duke Vivaldi termasuk jajaran tinggi Para Dewan. Keuntungan bagi mereka yang menyenangkannya. Termasuk mendukung Anezka sebagai putri mahkota.

Para penjilat itu.

Bukan berarti mereka menyukai Anezka. Ketika Junda memilih Inara, merekalah yang pertama kali membantu mendepak Anezka. Keuntungan bagi mereka yang menyenangkan Pangeran.

Tidak ada untungnya mendukung orang yang sudah pasti kalahnya.

Tapi sekarang berbeda. Pembatalan pertunangan kami masih belum diketahui publik. Bahkan Baginda Raja dan Ratu.

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang