-11- Taruhan

8.1K 1.4K 40
                                    

Aku mengamati deretan buku yang ada di jajaran atas. Leherku rasanya hampir patah karena terlalu lama memandang ke atas.

'Masing-masing pilih satu buku. Buku yang lebih banyak dipinjam, maka dia menang.'

Tentu saja Lovist dengan senang hati menyetujui. Permainan ini sebenarnya lebih menguntungkan baginya.

Tapi karena aku curang, aku tidak perlu khawatir. Hahaha

Untuk memastikan buku yang kubawa lebih banyak dipinjam, aku cukup membawa buku yang paling banyak dipinjam kan?

Entah kenapa aku ingat satu kalimat dalam novel.

'Buku yang dulunya lebih banyak dicari daripada tanaman dan kehidupan yang menjadi tulang punggung kerajaan.'

Kalimat itu menjelaskan buku yang Inara cari. Tapi aku bisa mendapat clue lain dari sana.

Tanaman dan kehidupan.

Kalau kuingat lagi, sebelum bisnis dan politik berkembang serta menjadi pusat kehidupan, Kerajaan Vlare lebih berfokus pada pertanian dan perkebunan. Alasan lain tentu saja karena banyak area yang masih berupa hutan.

Sampai sekarang pun, meskipun bisnis merajalela di masa belakangan ini, mereka masih butuh makan bukan?

Buku yang sudah ada selama banyak dekade. Berbicara tentang kehidupan tanaman. Kira-kira yang mana ya?

Kakiku terus melangkah sementara mataku terus mencari. Sampai mataku menangkap satu buku yang menarik perhatianku.

"Ketemu--aak"

Tubuhku terpental ketika aku menabarak sesuatu yang keras.

Aku baru akan minta maaf tapi sesuatu yang kutabrak itu membuatku menghela napas.

Junda lagi.

Sepertinya novel ini ingin menghukumku karena aku melalaikan tugasku mengejar-ngejar Junda.

"Maafkan saya, Yang Mulia!" aku akhirnya meminta maaf.

Junda menghela napas. "Hhh kau lagi."

Hei, itu kalimatku!

"Yang Mulia baik-baik saja?" tanyaku basa-basi.

"Ya, aku baik-baik saja. Hati-hati kalau berjalan lain kali."

Apa ini? Dia jinak?

Aku menundukkan badanku mengakhiri percakapan itu. Yah, tidak ada dari kami yang menginginkannya kan?

Tanpa mempedulikan Junda, aku kembali melihat buku yang kucari.

'About Live and Plant'

Haha, apa di dunia ini tidak mengenal click bait atau semacamnya? Aku tidak menyangka buku ini benar-benar ada.

Aku mencoba berjinjit menggapainya. Tidak sampai.

"Apa waktu itu... Lady Inara menunggumu?" sebuah suara terdengar dari samping.

Dia masih di sana rupanya. Dan dia melihatku bersusah payah. Dan dia diam saja.

Bukan berarti aku ingin bantuannya. Tapi tetap saja, dia tidak peka.

"Ya." jawabku singkat kemudian melanjutkan usahaku.

"Untuk apa?" tanya Junda lagi.

"Tuan, ingat yang terakhir kali saya katakan?" aku mulai sebal. Aku menoleh padanya kali ini.

"Aku akan mempercayaimu!" Wow aku terharu. "Dan aku tidak bisa terus-menerus bertanya padanya" tambahnya dengan lebih lirih.

"Dan Anda bisa bertanya pada saya?"

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang