-30- Royal

5.4K 999 88
                                    

"Kabarkan Lady Anezka di sini." Viscount Andrew berkata pada penjaga ketika kami tiba di depan pintu yang terlihat paling megah.

Aku menunggu sambil mencoba mengatur emosiku. Takut begitu pintu terbuka aku langsung menampol orang di dalam.

Aku hampir gagal masuk karena penjaga depan yang sudah sangat familiar dengan Anezka. Beruntung orang yang disebut Viscount Andrew ini membantuku masuk. Karena itu aku tidak boleh langsung mengacaukannya.

Penjaga itu segera melakukan apa yang diperintahkan.

Tapi bukannya mendengar jawaban dari dalam, pintu tiba-tiba terbuka. Memperlihatkan wajah yang sedang sangat ingin kuremas-remas sekarang.

"Yang Mulia?" Viscount Andrew kebingungan melihat Junda sendiri yang membuka pintu.

"Terima kasih, Viscount. Anda boleh pergi."

Yang diperintah menggaruk kepalanya, tapi tetap berlalu.

"Anezka?" Junda baru bertanya kebingungan setelahnya. Dia pasti tidak menyangka aku datang ke sini. Setelah sekian lama.

Aku menyilangkan lenganku, "Salam, Yang Mulia. "

Aku bisa merasakan kekagetan penjaga di sini. Junda menghela napas. Tapi aku tidak akan mengendurkan sikapku.

"Ikuti aku," dan tanpa mendengar jawabanku Junda segera melangkah menarik tanganku. Mau tidak mau aku mengikutinya.

Aaargh kalau aku bukan orang sabar aku pasti sudah menggigitnya sekarang.

Aku semakin ingin meledak ketika tau ke mana kami melangkah. Kastil kaca.

Jadi begini caramu melindungi diri. Sial aku harus memperhatikan sikapku jika tidak ingin ditangkap  karena ketahuan menggigit putra mahkota.

"Duduklah," Junda menarikkan kursi untukku duduk. Lalu dia duduk di depanku, "melihatmu sekarang, sepertinya kau sudah mendengarnya."

"Anda tahu. Kalau begitu jelaskan!" aku tidak bisa menyembunyikan nada ketusku.

Aku sudah mau menahan hingga Raja dan Ratu pulang, seperti permintaannya. Tapi dia malah menyulut emosiku dengan mencampuri urusanku.

Aku yakin urusan belajarku tidak membahayakan negara sama sekali. Tapi dia seenaknya menyuruh Lovist berhenti mengajarku?!

Lovist harus berhenti menjadi guruku karena dia secara langsung ditunjuk sebagai ajudan Pangeran.

Aku tidak bisa berpikir positif dan hanya menebak skema Junda di baliknya. Dia terlihat tenang melihat Inara datang bersama Lovist di pesta, tapi sepertinya dia menyiapkan ini.

Dengan membuat Lovist di sisinya dia bisa mengawasi Lovist dan memperbesar peluangnya dengan Inara.

"Pertama, aku ingin minta maaf," aku otomatis berdecih tapi Junda tidak tampak tersinggung, "aku berkata akan mengurus Para Dewan untukmu tapi justru jadi seperti ini."

Aku mengerutkan keningku mendengar perkataannya. "Apa masalahnya ini dengan Para Dewan?!"

Lucu sekali, dia berkata jajaran bangsawan tinggi bersekongkol membuat putri Duke berhenti belajar? Haha

"Mereka melihat laporan Vivaldi Ducal House yang kau kerjakan dan mereka terkesan. Jadi mereka berpikir kau bisa dan kau harus segera melakukan ini."

Aku terdiam mendengarnya.

Mereka menghentikan belajarku dengan alasan aku 'sudah cukup belajar' setelah melihat pekerjaanku?

Itu gila. Ternyata aku salah mengira hak pendidikan perempuan mulai membaik di negeri ini.

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang