-13- Tamu Tak Terduga

7.9K 1.4K 97
                                    

Aku memasang topiku.

Pakaianku terasa lebih ringan. Ternyata pakaian biasa lebih nyaman dipakai.

Oke, operasi pemisahan Junda dan Inara siap dimulai.

Aku menatap pemandangan di depanku. Wah, ini benar-benar festival. Seperti taman hiburan yang memanjang.

Aku bisa melihat kerumunan orang dengan wajah bahagia.

Apa aku sekalian nyari cogan aja ya? Hahaha

"Tidak. Fokus, Anezka." Aku menepuk pipiku.

Aku harus ke tempat Inara dan Junda bertemu. Tapi di mana mereka akan bertemu?

Aku tidak ingat bagian ini secara rinci dalam novel. Atau memang tidak disebutkan ya?

Jadi aku harus ke mana—

"Wah, ini kelihatan enak." kakiku bergerak mendatangi stand makanan yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Kau mau, nona?" tanya pedagang itu.

Aku mengangguk dan membelinya.

"Ini enak sekali— apa ini?" tanyaku mendatangi stand makanan lain.

Aku membeli sekali lagi. "rasanya seperti es oyen. Haah ada rujak di sini!"

Aku membeli sekali lagi tapi kecewa karena hanya bentuknya saja yang seperti rujak, rasanya berbeda.

"Wah, apa it—"

"Kau bisa sakit perut nanti" "tidakkah kau makan terlalu banyak?"

Dua buah suara disertai dua buah tangan di bahuku muncul dari kiri dan kananku, membuatku tidak jadi melangkah.

Aku menoleh ke arah kanan.

Oh, aku lupa aku harus mengacaukan pertemuan Junda dan Inara. Tapi sepertinya aku sudah tidak harus mencarinya karena cowok itu sudah ada di sini.

Haha, bukan aku yang menemukannya tapi dia yang menemukanku?

Aku kemudian menoleh ke arah kiriku dan,

"Uhukk... Uhukk.. "

"Hei, hati-hati!" teriak suara di sebelah kiriku.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?!" itu suaraku.
"Siapa kau?" itu suara Junda.

"Dan siapa kau?" dan ini suara... Navkha.

Ta-tapi... Ini kan harusnya scene Junda dan Lovist! Dan Navkha tidak seharusnya keluar dari hutan itu, kan? Atau bisa?

Tapi aku jelas ingat scene Navkha hanya terjadi di sekitar hutan dan danau.

Aku menggeser tubuhku ke arah kiri.
"Apa yang Anda lakukan di sini?" bisikku pada Navkha.

"Kau tidak mencariku." Navkha ikut mendekat padaku dan berbisik dengan merendahkan kepalanya.

"Tidak, maksudku-"

"La-Anezka, apa yang sedang kau lakukan?" suara rendah Junda terdengar menyeramkan membuatku terlonjak kaget dan segera menggeser badanku.

"Jadi namamu Leanezka?" tanya Navkha tanpa berbisik lagi.

"Kau bahkan tidak tahu namanya?" Junda menimpali dengan mencibir.

Navkha memandang Junda tidak suka kemudian memandangku. "Sangat disayangkan memang, kamu tidak memberi tahu namamu bahkan setelah keluar dari pelukanku" ujarnya membuatku melotot parah.

Orang gila ini!

"Anezka," suara Junda terdengar lebih rendah. Sumpah dia lebih menyeramkan sekarang.

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang