-38- Takdir yang Terselip

3.4K 604 21
                                    

"Lady Anezka dari Vivaldi?" pria tua di depanku menggaruk kepalanya. Mereka pasti kaget melihat putri Vivaldi berkunjung ke kediaman Aillard.

Aku tersenyum. "Benar. Jadi, apakah saya bisa bertemu dengan Tuan Lovist?"

Kepala butler itu berdeham. "Mohon maaf, Lady. Tapi sepertinya akan sulit jika Lady belum membuat janji terlebih dahulu."

Haha, sudah kuduga. Aku tidak mengharapkan sikap hangat dari pihak Aillard.

"Ah, iya. Saya lupa menyampaikan. Pangeran Junda mengutus langsung saya ke sini." Aku melebarkan senyumku, membuat pria itu sedikit terlonjak.

"A-ah, maaf. Biar saya panggilkan Tuan Rowan."

Rowan? Siapa Rowan?

"Tapi–"

Aku belum menyelesaikan kalimatku tapi kepala butler itu sudah lebih dulu berlalu. Tapi aku hanya perlu bertemu dengan Lovist.

Karena ditinggal sendiri, aku menyandarkan punggungku ke sofa. Kuperhatikan sekitarku. Ruangan yang tidak kalah mewahnya dari Vivaldi, dengan lebih banyak pemberi kehangatan. Di sini memang lebih dingin daripada wilayah Vivaldi.

Baru pertama kali ini aku menginjakkan kaki di kediaman Aillard. Sumpah ini jauh sekali. Bagaimana bisa Lovist dengan senang hati berkunjung ke kediaman Vivaldi dengan jarak sejauh ini?

Sialan Rayan, jadi karena ini dia tidak mau ikut ke sini? Ck ck..

"Lady Anezka Vivaldi?"

Aku berdiri dan menoleh ke arah pintu ketika mendengar panggilan itu.

Seorang cowok yang masih terlihat muda, dengan rambut tembaganya yang tertata rapi ke belakang dan wajah ramah masuk dengan tersenyum.

"Saya Rowan Nohl," katanya sambil membungkuk sopan.

Aku merendah dan mengangkat gaunku, "Anezka Vivaldi."

Dia selalu melebarkan senyumnya lebih dulu sebelum berbicara, membuat kesan ramah di wajahnya bertambah. "Saya yang akan menggantikan Lord Lovist selama bertugas di istana."

Ah, jadi dia pengganti Lovist.

"Kalau begitu Anda akan membantu Duke Aillard?"

Rowan senyum lagi, "Beruntung sekali saya bisa mendapat kehormatan tersebut."

Kudengar Aillard membawa anak berbakat lagi kali ini. Kalau kulihat, Rowan seharusnya masih menghadiri akademi sekarang. Hebat sekali dia sudah berdiri di sini. 

Aku tersenyum. Dia anak muda yang baik dan ramah. Namun aku merasa ada sedikit yang mengganjal. Dia sedikit terasa familiar. Tapi aku yakin ini pertama kalinya aku bertemu dengannya.

Oh damn, kenapa aku seburuk ini mengingat orang?

"Jadi apakah ada yang bisa kami bantu, Lady Anezka?" tanyanya setelah mengambil duduk di kananku.

"Maaf, Tuan Rowan. Saya tidak bermaksud menolak kebaikan Anda, namun Pangeran Junda memerintahkan saya untuk menyampaikan ini langsung pada Tuan Lovist."

"Saya juga mohon maaf, Lady. Tapi untuk saat ini urusan dengan Aillard dapat disampaikan kepada saya lebih dulu."

Senyumku sedikit luntur ketika dia mengatakannya dengan ringan.

Apa? Apa aku salah mengerti? Dia tidak mungkin memposisikan dirinya di depan Lovist kan? Lovist adalah Tuan Muda di rumah ini dan dia pasti tahu itu.

Atau karena Lovist yang memerintahkannya begitu? Since dia akan banyak di istana ke depannya.

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang