-3- Kakak Peri yang Baik

10.2K 1.5K 24
                                    

An: reupload karena error

================ = = =

"Hei, aku tidak bisa bernapas" kataku lemas dalam pelukan pria asing itu.

Dengan sigap dia melepaskanku dan menangkup lenganku.

"Anezka! Ada yang sakit?" tanyanya khawatir.

"Ya, kepalaku sakit memikirkan apa yang sebenarnya terjadi."

"Kamu... Tidak ingat dengan kakak juga?" suaranya seakan ingin menangis.

"Kakak?" Anezka punya kakak?

Aku mengarahkan pandanganku ke wajah orang yang menyebut dirinya kakak ini sebelum akhirnya terbelalak sekali lagi.

Waaah... Aku baru saja menyadari betapa sialnya aku.

Bukan saja aku bangun di tubuh gadis brengsek yang membenci dan dibenci semua orang (Oke mungkin tidak dengan keluarganya, melihat reaksi mereka yang heboh). Aku juga menjadi adik dari peri cantik ini?!

Wajahnya terlihat seperti versi maskulin dari Anezka.

I mean, jika saja aku terbangun sebagai orang lain aku mungkin punya kesempatan bersamanya bukan?

Lagipula aku tidak berminat pada salah satu pun dari ketiga male lead.
Jadi setidaknya, berikan satu saja cogan di dunia ini sebagai kompensasi kepindahanku yang tak bisa dijelaskan ini!

"Kita... Saudara kandung?" tanyaku dengan sia-sia. Melihat mata mint nya saja sudah jelas sama dengan yang tadi kulihat di kaca.

Pria ini mengangguk cepat, membuat rambut pirangnya bergerak teratur. "Anezka, walaupun kamu tidak mengingat kakak, kamu tetaplah adik kecilku yang berharga."

Oke, aku sedikit geli tapi terima kasih.

"Sayang sekali Ayah belum tiba. Apakah kamu juga lupa pada Ayah?" tanyanya dengan hati-hati.

Aku mengangguk perlahan. Sebenarnya aku agak was-was karena aku tidak tau seperti apa Duke of Vivaldi.

"Kasian sekali adikku ini." ujarnya sambil mengusap rambutku. "cepatlah sembuh. Aku akan mencarikan guru yang hebat untukmu."

"Terima kasih, kakak." ucapku sambil tersenyum.

Aldrich terlihat kaget. "Aaah kamu manis sekali memanggilku kakak!"

Aku terkekeh canggung.

Setelah berpamitan Aldrich meninggalkan kamarku.

Akhirnya, sekarang aku bisa meluruskan pikiranku.

"Lilian, bawakan aku pena dan buku."

"Nona, Anda tidak ingin mandi terlebih dahulu?"

Ah, benar juga. Anezka belum mandi selama tiga hari. Aku mendekatkan lenganku ke wajah dan mengendusnya. Tapi dia tidak bau sama sekali. Aku bahkan bisa mencium wangi bunga yang samar di tubuhnya.

Tapi tetap saja, Anezka belum mandi.

"Kalau begitu bawakan pena dan kertas dulu lalu segera siapkan untuk aku mandi." kataku akhirnya.

"Baik, Nona"

Lilian memberikanku apa yang kubutuhkan. Sembari memunggu aku mencoba mengingat isi novel Endless Lovely.

Scene pertama sudah terjadi, dan sekarang sudah terpaut tiga hari sejak Junda bertemu dengan Inara.

Inara akan bertemu dengan Lovist di perpustakaan istana. Tapi kapan ya?

Seingatku Inara akan dihukum selama seminggu oleh Marquiss Lazuli karena kejadian di banquet istana. Kemudian setelah seminggu dia dihukum untuk mencarikan ayahnya buku langka di perpustakaan istana. Lovist yang sejak kecil memang anak perpustakaan akhirnya bertemu dengan Inara di sana.

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang