Aku menyesap tehku sedikit setelah basa-basi yang canggung. Di depanku, wajah cantik Inara tidak menampakkan senyum.
Tentu saja, mengingat reputasi Anezka di kalangan para bangsawan, pantas jika Inara merasa takut.
"Jadi," aku membuka suara lagi. "saya kemari untuk meminta maaf kepada Lady Inara mengenai kejadian minggu lalu."
Inara tampak kelimpungan. "Ti-tidak, Lady Anezka. Saya bersalah"
Kenapa semua orang mengaku salah di depan Anezka?
"Saya dengar, Lady Anezka bahkan kehilangan ingatannya. Apa itu benar?" tanya Inara dengan hati-hati.
"Itu bukan salah Lady Inara!" ujarku buru-buru ketika melihat wajahnya yang hampir menangis.
"Saya yakin saya pantas mendapatkannya. Sepertinya ini karma karena perilaku buruk saya selama ini. Ahaha" Aku tertawa dengan canggung.
Tapi wajah Inara masih belum membaik.
"Kalau ini bisa membuat Lady merasa lebih baik, saya menerima permintaan maaf Lady. Dan karena saya melupakannya, saya harap Lady Inara juga dapat melupakannya dan berhenti merasa bersalah." Aku tersenyum mengakhiri kalimatku.
Wajah Inara tampak takjub sesaat.
Inara lalu tersenyum lebar. Uwaaa cantik sekaliii"Terima kasih, Lady Anezka, terima kasih. Saya harap rumor tidak benar mengenai Anda dapat menghilang. Lady Anezka sangat baik."
Yah, kalau kemarin itu memang bukan hanya rumor sih. Haha
"Jadi, apakah Lady Inara juga memaafkan saya?" Tanyaku.
Inara mengangguk dengan tersenyum.
AKHIRNYAA! Sekarang saatnya kita laksanakan jurus yang kedua.
"Kalau begitu, " aku mengambil sesuatu dan meletakkannya di meja, "ini adalah hadiah sebagai permintaan pertemanan dari saya. Apakah Lady Inara akan menerimanya?"
Dengan ragu, Inara mengambil kotak pipih itu dan membuka kain penutupnya. "I-ini... saya?"
"Saya melihat Lady Inara kemarin di perpustakaan. Maaf saya tidak segera mendatangi karena saat itu saya belum tahu Anda adalah Lady Inara, hehe"
Inara membelai lukisan dirinya yang cantik ketika sedang menatap jajaran buku. Aku menambahkan beberapa berlian putih kecil untuk menggantikan kemilau sinar matahari yang terpantul dari Inara.
"Saya tidak tahu Anda sangat berbakat, Lady Anezka."
"Anda terlalu memuji, Lady Inara." Hohoho... Dipuji tokoh utama itu rasanyaa...
"Tapi... Apakah Lady Anezka tidak apa-apa berteman dengan saya?" Inara bertanya lirih. "Saya yang seperti ini rasanya..."
Dia membicarakan tentang rumor tentangnya. The Illegitimate child of Marquiss of Lazuli. Semua orang mengenalnya seperti itu.
Bahkan di kalangan para wanita bangsawan, Inara diceritakan tidak memiliki teman karena posisinya itu.
"Apa yang Anda bicarakan, Lady Inara? Justru saya yang khawatir, apakah saya pantas berteman dengan orang sebaik Lady Inara."
Inara hanya tersipu kemudian menyesap tehnya lagi. Apakah ini artinya kita sudah berteman atau belum?
Setelah bercakap-cakap mengenai beberapa hal termasuk tentang ketertarikan kami yang sama terhadap musik, aku kemudian berpamitan kepada Inara.
Inara mengantarkanku ke pintu gerbang. Dalam perjalanan itu, aku menangkap bayangan pria dengan rambut rosegold seperti Inara. Marquiss Veis Lazuli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid For The Second Lead
General Fiction(Bukan Novel Terjemahan ya) Judul lain : The Villainess' Playing Cupid Aku bertemu dengan idolaku! Ini mungkin terdengar sedikit gila tapi dia adalah karakter dalam novel. Yak, karena entah bagaimana aku "berada dalam novel". Tapi kenapa aku malah...