"Kuharap kau tidak lari"
Bagai slow motion aku melihat kain hitam itu turun dari kepala Navkha.
Dengan cepat mataku terbelalak.
"K-kau..." suaraku tidak keluar lagi.
Aku memandang telinga Navkha yang entah bagaimana terlihat sangat... manusia.
Ada bagian di dadaku yang sedikit lega. "tapi- bagaimana-"
"Namaku Yeomra. Kau sudah puas? Kuharap kau tidak jatuh cinta." kata Navkha pada Junda dengan sembrono.
"Kau orang asing" suara Junda terdengar lirih.
Tentu saja, Navkha dengan nama, rambut panjang dan wajahnya terlihat sangat berbeda dengan orang-orang di sini.
Aku baru akan membandingkan Navkha dan manusia di sini ketika sadar orang-orang menatap kami.
Kenapa aku lupa. Satu saja dari mereka sudah cukup menarik perhatian, apalagi dua.
'sepertinya mereka berebut gadis itu'
Hei ini tidak seperti itu!
'beruntung sekali dia, mereka berdua sama-sama tampan.'
Ya, kecuali mereka berebut untuk membunuhmu.
'memang seperti apa sih ceweknya?'
Ugh, aku benci ini.
Aku menurunkan topiku.
"Hei," aku berbisik membuat dua orang ini menoleh ke arahku. "kalian lanjutkan saja urusan kalian, aku mau pergi."
Mereka mencoba memanggil ketika aku tetap berlalu. Mereka hampir membuatku jadi bahan obrolan orang-orang.
Moodku masih anjlok sebelum mataku menangkap stand yang menjual pernak-pernik dan perhiasan. Meskipun sudah punya banyak, yang seperti ini tidak pernah membosankan. Dasar perempuan.
"Selamat datang nona cantik," sapa penjualnya dengan ramah membuatku tersenyum. "meskipun Anda akan terlihat cantik dengan apapun, tapi coba lihat ini "
Penjual itu menunjuk pada jepit rambut bunga berwarna putih keperakan. Ketika diangkat aku bisa melihat warna lain bersinar dari sana. Ini hampir sama seperti rambutku.
"Kau... akan membeli di sini?" aku menoleh mendengar suara kebingungan Junda.
Mereka masih mengikutiku rupanya.
"Kenapa? Ini cantik."
Aku mencopot topiku dan memasang jepit itu.
"Anda punya cermin?" penjual itu kemudian memberikan cermin dan aku dapat melihat jepit rambut ini benar-benar pas untukku.
Aku tersenyum puas.
Dari cermin aku melihat wajah Navkha mendekat.
"Boleh kubantu?" tanya Navkha.
Sebelum aku sempat menjawab, Navkha mengambil rambutku. Junda terlihat bergerak maju, namun dia berhenti ketika Navkha mulai mengepang dengan cekatan. Dari tengah kepalaku ke arah kanan dengan rapi dan berakhir di leherku.
Navkha mengambil jepit rambut tadi dan menyematkannya dengan pita putih. Dia lalu membuat kepangan yang lebih kecil dan lebih panjang dengan pita itu dan rambutku.
Kemudian dia melakukan yang sama dengan yang sebelah kiri, menyatukan kepangan besar itu ke belakang dan menambah beberapa pin mutiara.
Aku mentap cermin sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid For The Second Lead
General Fiction(Bukan Novel Terjemahan ya) Judul lain : The Villainess' Playing Cupid Aku bertemu dengan idolaku! Ini mungkin terdengar sedikit gila tapi dia adalah karakter dalam novel. Yak, karena entah bagaimana aku "berada dalam novel". Tapi kenapa aku malah...