-19- Ernest Couple (2)

7K 1.3K 41
                                    

Yang ini... Maaf ya kalo bikin bingung dan pusing. Tapi dikit aja kok hihi 😅

=========

"Saya yakin pernah mendengar Pangeran menyebutkan 'alasan saya hilang ingatan' ketika di perpustakaan"

Junda menatapku dengan tatapan yang tidak kupahami. Apa dia marah atau merasa bersalah? Tapi kemudian dia menghela napas, "kita hanya sedikit salah paham waktu itu."

Cih, alasan macam apa itu.

Sepertinya bukan hanya aku yang tidak puas dengan jawabannya. Pasangan Ernest tampak belum melepas ketegangan dari wajah mereka.

Junda melanjutkan sendokannya dalam diam. Aku tertawa menang dalam hati sambil kembali menikmati supku yang ternyata sangat enak.

"Saya dengar Lady Anezka belajar pengetahuan dasar dengan Lord Lovist Aillard," aku mengangkat pandanganku lagi pada Marchioness Ilya setelah keheningan yang tidak nyaman itu.

"Anda beruntung sekali, Lady, Lord Lovist sangatlah hebat. Dia bahkan menyelesaikan akademi dua kali lebih cepat daripada kebanyakan orang."

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak kagum. "Benarkah?"

"Ya, dan karena itu putra kami berusaha mengikuti langkah yang sama sekarang ini."

Ah, putra mereka. Alejandro Ernest. Sepupu Junda ini tidak muncul dalam novel tapi aku mendengarnya dari Vera. Pasangan Ernest sangat membanggakan putranya karena kecerdasannya meskipun dia memasuki akademi lebih akhir. Dan aku bisa melihatnya langsung di depanku, seorang ibu yang membanggakan anaknya.

Tanpa sadar aku tersenyum hangat. Jika ibuku dan ibu Lovist masih hidup, apa mereka akan bersikap yang sama?

"Anda pasti sangat bangga, Marchioness." kataku dengan tulus.

Marchioness Ilya terlihat sedikit kaget mendengarku. Dia kemudian berdeham dengan samar. "Tentu saja, kita tidak hanya membutuhkan otot dan kecantikan untuk bertahan sekarang ini."

Senyumku luntur seketika. Tidak bisakah kita bicara tanpa menyerang sekarang?

"Saya bersyukur Alejandro memiliki ibu yang hebat." Marquis Lorcan berujar.

Pasangan itu kemudian saling memandang dengan tersenyum. Wah, kalau aku orang lain aku pasti akan berkata 'aww' karena keuwuan mereka.

"Istri saya beruntung karena dapat mengikuti pendidikan di Akademi Blena. Dan saya beruntung karena adikku, Baginda Ratu Riona, berteman dengannya di akademi dan mengenalkannya padaku."

Aku tersenyum canggung, ragu untuk memujinya.

"Marquis, berhenti memujiku. Aku bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Baginda Ratu Riona. Beliau sudah bersinar sejak kami di akademi. Pantas saja Baginda Raja Vlatka jatuh hati dengannya dan memiliki putra yang hebat ini."

"Marchioness Anda juga terlalu memuji," Junda terdengar merendah.

Aku melirik Junda yang tersenyum tenang. Aku ikut memaksakan senyumku meskipun perasaanku tidak enak.

Marchioness Ilya berfokus pada piringnya ketika bicara padaku. "Lady Anezka, ratu bukan hanya sebuah titel omong kosong. Ada nasib ribuan orang di tangannya. Dan untuk menanggung kehidupan mereka, tidak cukup hanya membutuhkan wajah yang cantik." kali ini dia menatapku dan tersenyum.

Tapi aku tidak bisa membalas senyumnya.

"Seperti Baginda Ratu Riona. Beliau sudah membuktikan kecerdasannya di akademi sejak sebelum mengenal Baginda Raja Vlatka. Dan beliau menunjukkannya sekarang, tidakkah kau lihat begitu?"

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang