___________________
"Jangan lupa, Anezka. Kamu harus segera mengabariku kalau ada yang membuatmu tidak nyaman, atau kalau Junda membuatmu menangis. Dan kalau ada yang mencoba melakukan sesuatu padamu, ingat gerakan yang kuajarkan padamu."
Aku meringis mendengar nasehat Aldrich, dan mengingat gerakan yang dimaksud. Gerakan mematikan, setidaknya untuk laki-laki.
Sementara Ibu di samping masih menangis tersedu-sedu. Aku berjalan menghampiri Ibu.
"Ibu, aku hanya akan ke Istana, bukan ke medan perang," Dan aku akan kembali, tambahku dalam hati karena ada banyak orang di sini.
Ibu tetap sesenggukan ibu, "Ibu merasa baru kemarin ibu menggendong dan memelukmu. Sekarang kamu sudah akan memeluk orang lain."
Aku terbelalak mendengar suara putus-putus ibu. Sementara yang lain terlihat memalingkan pandangannya dan memerah. Hanya Aldrich yang sama membelalaknya sepertiku.
Hey aku kan bukan mau menikah!!!
'Jadi, maksudnya kau mau memeluk pangeran brengsek itu atau pangeran tampan dan baik hati ini?'
Suara dengan nada rendah terdengar di kepalaku meskipun aku tidak mempertajam fokus dan pendengaranku.
'Satu-satunya yang akan kupeluk hanyalah gulingku. Aku setia.' Aku menimpali.
Itu artinya Navkha berada di dekat sini. Kukira dia akan langsung ke istana lebih dulu.
Hari ini, tepat di hari kepindahanku (sementara) ke Inpuella Palace, kami juga akan membahas arus herbal secara secara besar untuk pertama kali.
Gila memang Junda dia tidak membiarkanku istirahat lebih dulu setelah mengurus ini itu. Atau setidaknya membawaku berkeliling melihat-lihat istana.
Yah, aku juga tidak butuh itu sih. Aku bisa melakukannya ketika suntuk.
Tapi bisa dibayangkan? Ini berarti semua tokoh utama di Endless Lovely akan berkumpul untuk pertama kalinya.
Heroine, Inara sebagai putri dari target sasaran, Lazulli. Tiga male lead. Junda sebagai pemangku kepentingan, Lovist sebagai ajudannya serta pemegang plan A2, dan Navkha sebagai ahli herbal yang kuusulkan serta pemegang plan A1, dan... aku villainess nya, outsider yang dengan bodohnya mau repot-repot membantu Junda.
Haha, jangan khawatir tidak akan terjadi perang ataupun bencana besar. Semoga.
Ah, iya. Mungkin aku harus menjelaskan pada Navkha bahwa sebenarnya aku dan Inara sudah saling kenal.
Aku tidak berniat menipunya atau apapun. Tapi memang pada awalnya aku tidak ada rencana apapun untuk mengenal dan terlibat dengan Navkha.
Ataupun melibatkan Navkha dalam rencana cupidku. Karena memang pada awalnya, Navkha, meskipun dia memegang posisi sebagai male lead ketiga, perannya lebih minor daripada Lovist dan Junda.
Dalam cerita aslinya, Navkha memang menyukai Inara. Itu sudah pasti. Tapi dia tidak terlibat pertarungan sengit untuk memperebutkan Inara bersama Lovist dan Junda.
Identitasnya sendiri sudah membatasinya untuk melangkah lebih jauh. Jadi hanya begitu, singkatnya Navkha berperan untuk 'cherish the heroine'. Dia memberikan cintanya, kasihnya, dan bantuannya tanpa berharap balasan dari Inara.
Dia hanya, memberi.
Kerongkonganku sedikit tercekat mengingat itu. Aku adalah orang yang percaya pada give and take. Tidak adil baginya jika hanya memberi saja.
Aku tidak menyadari seberapa kejamnya author cerita itu sampai detik ini. Tidakkah Navkha juga sudah cukup menanggung derita dan luka?
Hhh....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid For The Second Lead
General Fiction(Bukan Novel Terjemahan ya) Judul lain : The Villainess' Playing Cupid Aku bertemu dengan idolaku! Ini mungkin terdengar sedikit gila tapi dia adalah karakter dalam novel. Yak, karena entah bagaimana aku "berada dalam novel". Tapi kenapa aku malah...