"Seseorang yang bernama Junda... saya harus meninggalkannya."
Aku bisa dengan jelas melihat raut wajahnya yang berubah. "Ap-apa?" tanyanya lirih.
"Hukum saya jika lancang, Yang Mulia. Tapi saya tahu pertunangan ini bukanlah sesuatu yang Anda kehendaki, bukan begitu? Kemudian melihat interaksi di antara kita... saya tidak melihat kita berada dalam hubungan yang sebaik itu."
Tunangan mana yang selalu curiga dan memincingkan mata pada tunangannya?
Junda tidak menyangkalnya. Tentu saja, tidak ada yang bisa disangkal karena memang itu faktanya.
"Bagaimana kau bisa mengatakan itu?" tanya Junda dengan lebih lirih.
"Apakah Yang Mulia menyukai saya?"
Junda terdiam. Tentu saja tidak.
"Apakah Yang Mulia ingin menikah dengan saya?"
Junda masih tetap diam. Tentu saja tidak.
"Saya menghormati Anda, Yang Mulia." aku akhirnya berkata lagi. "Karena itu saya tidak ingin memaksakan hubungan yang tidak Anda kehendaki."
"Kau pikir kenapa aku tidak melakukannya dari dulu?" tanya Junda akhirnya. "Aku adalah seorang Pangeran, kepentingan kerajaan dan rakyatku jauh lebih penting daripada perasaanku."
Jadi kamu berkata tidak bisa menolak pertunangan politik ini karena mengedepankan keuntungan bersama dan kerajaan?
Ironis sekali karena dia akan tetap memutuskan pertunangan ini dan mengejar cinta Inara.
"Yang Mulia Raja punya alasan atas hubungan ini, tidakkah kau pikir begitu?" Junda bertanya.
Tidak. Raja Vlatka adalah sahabat Duke Vivaldi. Pertunangan ini terjadi karena itu. Aku bisa tahu setelah menghubungkan penjelasan Aldrich dengan informasi yang kuingat dari novel.
Memang terdapat hal lain yang didapat mengingat kuasa yang dimiliki Duke Vivaldi yang besar. Untuk memastikan tidak terpecahnya kerajaan dan kekuasaan, cukup logis jika menggabungkannya dalam tali pernikahan.
Dan Junda hanya mengerti bagian ini. Apalagi jika mengingat bagaimanaa keluarga Vivaldi mencintai dan memanjakan putrinya yang tergila-gila pada Junda.
Tapi aku bukan Anezka yang tergila-gila pada Junda. Selain itu tanpa tali pernikahan pun, aku yakin Duke Vivaldi tidak akan memberontak dan mengkhianati sahabatnya.
"Dan pernahkah Pangeran mencoba membicarakannya dengan Yang Mulia Raja?" Tanyaku akhirnya.
Tidak, Junda selalu percaya pada pemikirannya sendiri. Dia selalu merasa benar.
"Kita akan membicarakannya setelah Yang Mulia Raja dan Duke Vivaldi kembali."
Kata Junda akhirnya kemudian segera melangkah pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Aku merendahkan badanku dan mengangkat sedikit gaunku mengiringi langkahnya pergi.
Segera setelah langkahnya tak terlihat aku terjatuh di kursiku.
Aku menghembuskan napas. Satu pr mulai dikerjakan.
_______________________________
_______________________________
"Lilian, kirim surat ini kepada Lady Inara Lazuli"
Aku menyerahkan amplop bersegel kepada Lilian.
"Dimengerti, Nona."
Setelah Lilian meninggalkan ruangan, aku merebahkan tubuhku ke ranjang. Hari yang melelahkan.
Kalau dalam novel, seharusnya besok Inara datang kemari untuk meminta maaf. Tapi aku tidak menerima surat darinya, dan aku bukan Anezka yang mengedepankan egonya ketika dia salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid For The Second Lead
General Fiction(Bukan Novel Terjemahan ya) Judul lain : The Villainess' Playing Cupid Aku bertemu dengan idolaku! Ini mungkin terdengar sedikit gila tapi dia adalah karakter dalam novel. Yak, karena entah bagaimana aku "berada dalam novel". Tapi kenapa aku malah...