-33- Memori (2)

4.9K 887 83
                                    

 "Ap-apa?"

Aku melihat wajahnya yang  menatapku tak percaya.

"Katakan padaku kau bercanda."

Aku menghela napas. "Tidak, Rayan. Aku benar melihatnya dalam mimpiku."

Aku mengkonfirmasi pada Rayan. Apakah yang kini setiap malam kulihat dalam tidurku benar memori Anezka atau tidak.

Sejak mimpi tentang pertemuan pertama Anezka dan Junda waktu itu, yang kulihat ketika tidur  adalah kilasan-kilasan Anezka dan sekitarnya. Meskipun seringkali hanya kilasan kecil yang terpotong-potong seperti clip video. Pemandangan yang dia lihat ketika dalam carriage, makanan yang dia makan, ketika Anezka melukis, ketika Anezka membaca. Hal-hal kecil seperti itu.

Namun beberapa kali, tentang Anezka dan orang lain yang membuatku mengernyit dan tidak paham. Misalnya kilasan yang menunjukkan, Anezka tidak dalam hubungan yang baik dengan Aldrich. 

Aku tidak berani mengatakan apa yang kulihat sepulang dari kediaman Ernest ketika itu juga memori Anezka. Itu terlalu menyakitkan. Tapi apa yang kulihat belakangan, Anezka tidak pernah memanggil Aldrich dengan 'kakak'-- tidak, aku belum pernah mendengarnya memanggil Aldrich. Dan dia menolak perhatian yang Aldrich berikan kepadanya.

Just, why? 

Karena aku tidak mungkin menanyakan itu pada Aldrich yang sudah sangat baik padaku, aku bertanya pada Rayan. Karena entah bagaimana, Alejandro juga muncul dalam kilasan itu.

Semalam, yang kulihat justru semakin membuatku bertanya. Dalam kilasan tersebut, Anezka berada di depan mansion Ernest. Ikut melepas kepergian Alejandro ke Blena. Itu artinya sekitar dua tahun yang lalu. Jika Rayan datang ke sini lima tahun yang lalu, maka dia harusnya bisa mengkonfirmasi apa yang kulihat.

Rayan menghela napas. "Memang benar, Anezka ikut melepasku ketika aku berangkat ke Blena." dia mengulang perkataannya tadi.

"Kukira kamu tidak mengenal Anezka." Dari caranya membicarakan Anezka ketika dansa dan di cafe, aku yakin dia tidak mengenal Anezka. "Bukankah kau hanya tahu Anezka melalui rumor?"

Rayan menggeleng pelan. "Kau salah. Aku berkata aku mendengar rumor tentang Anezka. Tapi aku mengenal Anezka tidak melalui rumor."

Aku... tidak mengerti.

"Rumor mengenai Anezka... tidak sepenuhnya benar."

Kali ini mataku membulat.

"Ketika aku datang ke sini lima tahun lalu, yang kutahu adalah Alejandro sudah mengenal Anezka. Aku ingat Ayah sering mengajakku kemari ketika beliau ada urusan dengan Duke Vivaldi, dan membiarkanku bermain dengan Anezka atau dengan Aldrich. Terkadang kami bertukar surat, pergi bersama. Dan aku tahu, Anezka tidak seburuk dalam rumor."

Aku melongo parah. Aku hanya ingin mengetahui apakah aku benar melihat memori Anezka. Tapi apa yang baru saja dia katakan?

Tapi... itu tidak mungkin. Bukankah Ernest membenci Anezka sebelumnya, dan dua mansion ini juga dalam hubungan tidak baik? Dan, semua ini tidak pernah disebutkan dalam buku!

Ah, benar. Buku itu hanya menceritakan semua yang berhubungan dengan Inara, dan itu pun dimulai ketika banquet istana.

Tetap saja, ini tidak masuk akal. Aku tidak bisa menemukan titik temu dari informasi-informasi di kepalaku.

"Maaf aku butuh waktu untuk mempercayainya."

"Aku paham kamu pasti kaget. Dengan semua rumor tentang Anezka dan penjelasan dalam buku yang kau baca." Rayan mengangguk singkat. 

"Kalau yang kamu katakan benar, kenapa sekarang jadi seperti ini?"

Rayan mengulum bibirnya sebelum menjawabku. "Agak canggung kalau aku yang menjelaskannya."

Cupid For The Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang