33.Angin & Hujan Malam.

273 51 0
                                    

Gimana kabar kalian lama gak update aku, hehehehe 😂 sorry ya ❤️

♡Happy Reading♡

"Saya pesa-,"ucapannya terhenti saat menatap Zeira.

Zeira membulatkan matanya, "Devan,"panggilnya secara spontan.


"Zeira...lo kerja?"tanya Devan.

Ya pelanggan itu adalah Devan , Zeira tadi tidak menyadarinya, karena Devan sibuk memilih menu.

"Ya seperti yang lo lihat,"jawab Zeira sambil tersenyum.

"Tapi...kenapa?"tanyanya lagi.

Zeira menghela nafasnya,"Ya karena gue butuh , sekalian cari pengalaman,"jawab Zeira seadanya.

Devan masih terdiam ,'Di saat seperti ini lo masih bisa tersenyum , sebenarnya apa aja yang lo sembunyiin dari gue,'~batin Devan.

"Ih kok malah ngelamun, cepetan pesen apa?"tanya Zeira.

"Ehh.. iya iya gue pesen capuccino latte aja,"jawab Devan.

"Hot apa dingin?"tanya Zeira sambil menuliskan pesanan Devan.

"Dingin aja,"pinta Devan.

"Oke,"Zeira meninggalkan Devan yang terdiam.

Setelah semuanya selesai Zeira bersiap untuk pulang saat ini sudah pukul sepuluh malam dan cafe pun di tutup.

"Ayok Ra,"ajak Bela yang menunggu Zeira sedangkan yang lainnya sudah pulang duluan.

Zeira tersenyum sambil mengangguk pelan.

Meraka berjalan keluar ,saat diluar Zeira melihat seseorang sedang terduduk di motor mewah.

Zeira seperti mengetahui siapa dia, Zeira menyipitkan matanya,
"Devan?"panggil Zeira.

Devan menoleh,"Di tungguin juga," ucapnya sambil tersenyum.

Bela menatap Devan lalu menatap Zeira,"Lo kenal?"

"Heem, dia teman sekelas gue,"jawab Zeira seadanya.

Tak lama sebuah motor datang menghampiri mereka.

"Gue duluan yah,"ucap Bela sambil tersenyum.

"Cie di jemput pacar,"goda Zeira sambil menekankan kata pacar.

"Apaan sih cuman temen kok,"balas Bela yang sudah di boncengan motor,"duluan yah,"ucapnya sekali lagi.

Tin..

Klakson motor itu lalu meninggalkan Zeira dan Devan.

"Cepetan naik,"pinta Devan yang sudah memakai helm.

"Gak ah , gak usah lagian deket kok paling cuman dua puluh menitan,"tolak Zeira.

"Serius nih gak mau? , ehh gerimis nih,"ucap Devan sambil menengadahkan telapak tangannya.

"Ehh iya juga, yaudah deh,"Zeira menaiki motor Devan lalu Devan mulai menyalakan motornya.

"Eh Dev cepetan hujannya makin deras nih,"ucap Zeira sambil menepuk pundak Devan.

"Iya pegangan makanya,"jawab Devan lalu melajukan motornya dengan cepat karena hujan deras.

Zeira spontan memeluk Devan karena kedinginan,ia menatap telapak tangannya yang di plester tadi, plester nya terbuka mungkin karena kehujanan di tambah Zeira tadi melayani pembeli membuat tangannya banyak bergerak.

ZEIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang