46.Menerima.

1K 68 10
                                    

~Happy reading~


Pagi ini Kalisa termenung di meja makannya , semalam adalah kejadian yang tidak diinginkannya. Namun karena dirinya saat itu tersulut emosi jadilah bertindak tanpa berpikir panjang.

Zevano dan Saira saling menatap melihat sikap Kalisa.
"Sayang makan yang benar,"ujar Saira.

Kalisa tersadar lalu menatap Saira dan Zevano bergantian,matanya mulai berkaca-kaca, hatinya merasa bersalah atas kejadian semalam.

"Bukan ini yang Kalisa mau,"lirih Kalisa pelan namun masih bisa terdengar oleh kedua orang tuanya.

"Hey ada apa sayang?"tanya Saira sambil mendekati anaknya.

"Mah,,,ini semua salahku seharusnya aku gak tersulut emosi semalem, sekarang semuanya jadi kacau,aku merasa sangat bersalah sama Zeira"ungkap Kalisa.

"Itu bukan salah kamu, lagi pula itu pelajaran yang pantas buat anak kurang ajar seperti dia,"bukan Saira yang mengatakan itu ,tapi Zevano.

Kalisa menatap tak percaya, bagaimana bisa seorang ayah berkata seperti itu.

"Bagaimanapun dia , dia tetap anak ayah bahkan Zeira itu anak kandungmu ayah,"tutur Kalisa.

Zevano terdiam sebenarnya dirinya juga merasa bersalah atas kejadian semalam apalagi tangannya yang memberikan luka di pipi mulus anaknya.

Padahal dulu dirinya berjanji tidak akan melakukan kekerasan fisik jika berhadapan dengan seorang perempuan.

"Aku ingin keluarga lengkap, asal ayah tau aku sangat senang ketika mendengar aku akan punya adik walaupun bukan adik kandung , sayangnya Zeira belum bisa menerima kehadiran aku dan mamah,"jujur Kalisa.

"Tapi apa ayah tau alasan di balik itu, itu karena sikap ayah terhadap Zeira ,aku mohon ayah sayangi dia seperti seorang anak dan ayah!. Walaupun aku sempat membencinya tapi aku pikir aku juga bersalah disini,"lanjut Kalisa.

Zevano mencerna apa yang di katakan oleh anak tirinya, Zevano juga sangat menyayangi Zeira.

Namun perasaan bersalah dan menyesal selalu mengganggu pikirannya,jadi dirinya lebih memilih mengabaikan anaknya.

Kalisa bangkit lalu pergi tanpa berpamitan kepada orang tuanya. Hatinya berkecamuk perasaan bersalah mendominasi.

~ZEIRA~

Siang ini, setelah merasa cukup sehat Zeira memilih membantu Rena membuat kue kering ,karena merasa bosan di kamar jadilah dirinya ada di dapur.

Tadi saat di kamar Zeira sudah mengabari kedua sahabatnya, bahwa dirinya baik-baik saja.

"Akhirnya,"pekik Rena sambil mengusap dahinya.

Zeira tersenyum menatap Rena, rasanya sangat seru jika masih memiliki seorang ibu, hatinya lagi-lagi tersayat memikirkan hal tersebut.

Tiba-tiba Rena menepuk pundaknya ," Ra kita nonton drama Korea yuk sambil nunggu kuenya selesai di open,"ajaknya.

Zeira sedikit terkejut lantas di mengangguk sambil tersenyum lebar. Dirinya memang suka drama Korea tapi hanya suka drama yang tidak berbelit-belit dengan konflik.

Setelah menonton drama Korea, Rena mengajak Zeira untuk menyiapkan makan siang.

Tak lama kemudian Devan pulang dari sekolah dan juga Reina pulang dari kampusnya, mereka menikmati makanan dengan tenang.

ZEIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang