44.Kacau

712 55 2
                                    

~Happy reading~


"Zeira?"panggil sosok yang sejak tadi ada di belakang Zeira. Panggilan itu membuat Zeira dan Devan menoleh.

"Arka?"

Ya sosok yang di tatap tidak suka oleh Devan itu adalah Arka, sejak tadi Arka ada disitu pendengarannya tidak mungkin salah ,jarak yang hanya menyisakan dua meter membuat semuanya terdengar dengan jelas.


Hening.

Tidak ada yang berbicara, Zeira merasa aneh dengan tatapan Arka.

Arka berdehem,"Tadinya ada yang ingin dibicarakan dengan mu, tapi kurasa sekarang bukan waktu yang tepat."jelasnya.

Setelah mengatakan itu Arka meninggalkan mereka berdua dengan perasaan yang tak bisa di artikan.

Zeira menatap kepergian Arka , apa ada yang tidak beres?. batinnya .

"Zeira, kurasa kita lebih baik pulang, "ucap Devan membuyarkan lamunan Zeira.

"Ya aku akan pulang, lagi pula langit semakin mendung,"jawab Zeira.

Devan dan Zeira berjalan pergi meninggalkan taman itu. Devan tersenyum saat ini dirinya sangat bahagia , diam-diam ia mencuri pandang ke arah tangannya dan tangan Zeira.

Devan mendekat lalu tangannya menggenggam tangan Zeira.Zeira menatap Devan jantungnya berdegup setelah tau bahwa Devan mencintainya.

Mereka berdua sudah berada di depan rumah Zeira. Hujan mulai turun ,walaupun tidak terlalu deras. Untung saja mereka segera pulang dari taman jika tidak mungkin mereka akan basah kuyup.

"Dev mau mampir dulu?"tanya Zeira sambil melepaskan seltbelt .

"Enggak , lain kali aja ,"jawab Devan.

Zeira hendak membuka pintu mobil tapi terhenti oleh Devan.

"Tutup kepalamu pake ini,"sela Devan sambil menjulurkan jaket tebalnya.

Zeira tersenyum, "Makasih,.. untuk hari ini,"

Devan mengangguk sambil tersenyum.

"Aku pamit dulu,"Zeira keluar dengan senyum yang tepatri di wajahnya.

Devan menyalakan mobilnya lalu mulai menjalankannya ,Zeira melambaikan tangannya.

Zeira memasuki rumahnya , melihat sekeliling.

"Non Zeira baru pulang ya?"tanya bi inah.

"Iya bi," jawab Zeira sambil melepaskan jaket tebal milik Devan.

"Tadi sore ada temen non Zeira, tapi non Zeira masih di luar,"ucap bi inah.

"Oh ya bi?"tanya Zeira memastikan.

Bi inah mengangguk-angguk, " eh non bibi mau pulang dulu ya , anak bibi lagi sakit,"jelas bi inah.

"Tapi di luar hujan bi?"tanyanya.

"Gak papa non saya Pake jas hujan kok , lagian rumah bibi gak jauh kok dari sini,"jawab bi inah.

"Yaudah bi hati-hati ya,"ucap Zeira.

"Ya non , saya pamit ya,"ucapnya sambil pergi ke arah pintu rumah Zeira menatap lagi sekeliling. Kemana dia?. pikir Zeira.

Zeira menghela nafasnya , lalu melangkah menuju kamarnya.

Setelah selesai membersihkan diri Zeira memilih untuk tiduran di kasurnya. Zeira terduduk setelah mengingat sesuatu.

"Haduh hp ketinggalan lagi,"keluh Zeira lalu menidurkan dirinya lagi.

ZEIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang