~Happy Reading~
Terlihat dua orang di rumah pohon yang sejuk itu ,satu cowok yang sedang terdiam menatap satu cewek yang merapihkan tanaman hiasan.
Cewek itu menghela nafasnya pelan "Arka , kita udah berapa lama gak main disini?"
"Entahlah mungkin," Arka berpikir sebentar "dua bulan?,atau tiga."jawabnya sambil menggeleng pelan.
Zeira mengangguk pelan lalu menatap Arka "Katanya ada yang mau di bicarain?"
Arka menundukkan kepalanya,"Ra gimana kalo misalkan gue salah mengartikan perasaan gue sendiri,"ucapnya dengan serius.
Ekspresi Zeira berubah menjadi bingung.Arka menatap serius ke wajah sahabtnya.
"Awalnya gue kecewa saat lo bilang lo cinta sama gue karena emang dari awal , gue gak mau hubungan persahabatan kita terlibat dengan hal-hal tentang cinta," Arka menjeda ucapannya.
"Tapi saat gue ngeliat lo Ra ,berdua sama Devan dan ngejalin hubungan. Gue gak terima!,gue ngerasa Lo hanya milik gue , gue gak suka!!,
dari situ gue beranggapan kalo gue-,"ucapan Arka di sela oleh Zeira.
"Cinta sama aku?,"tanya Zeira, "Aku pernah ngerasain hal yang kamu rasain Arka,"
Zeira menatap kearah lain, "tapi Arka setelah beberapa hari aku memikirkannya , setelah aku bertemu dekat dengan Devan,
Aku mulai mengerti, bahwa yang kamu rasain sekarang adalah hanya perasaan yang gak mau kehilangan sahabatnya,
kamu cuman merasa bahwa hubungan persahabatan kita akan merenggang karena salah satu dari kita berpacaran. Hanya perasaan sebatas itu," jelas Zeira.
Arka menggeleng tidak terima,"enggak Ra, gue yakin itu perasaan lebih dari sekedar persahabatan"
"Terus kalo emang itu perasaan lebih dari sekedar persahabatan, kamu mau apa?,kamu enggak bisa egois kayak gini, Arka."kata Zeira dengan sedikit emosi.
"Siapa sih Ra yang egois, bukanya Lo yang egois Ra, disaat gue udah paham sama perasaan gue, lo mengelak seolah gue salah sama perasaan gue.
Gue gak ngerti sama pikiran Lo Ra."ucap Arka dengan nada frustasi.Zeira menatap tidak percaya , apa yang dirasakan oleh Arka ia juga pernah merasakannya.
Hingga ia dekat dengan Devan dirinya mulai mengerti bahwa perasaan yang ia miliki untuk Arka hanya sekedar tidak ingin kehilangan, karena Arka adalah sosok yang selalu ada untuknya di kala ia butuh perlindungan atau senderan.
"Kita masih bisa bersahabat dengan baik bukan , enggak seharusnya kayak gini dan berakhir seperti orang asing.
Arka kumohon , yang ku mau kita bersahabat seperti dulu lagi. Biarkan soal perasaan, seiring berjalannya waktu kita akan benar-benar mengerti perasaan yang di rasakan saat ini." Ujar Zeira memohon kepada Arka.
Arka menghela nafasnya lalu mengangguk pelan, walaupun dirinya ragu ,di hati kecilnya ingin sekali ia menjalin hubungan lebih dari sebuah persahabatan, namun salahkan dirinya yang baru menyadari perasaannya.
~Zeira~
Hari-harinya setelah perdebatan itu hubungan Zeira dan Arka seperti dulu kembali walaupun beberapa kali Arka menerima kenyataan bahwa bukan dirinya lagi yang akan menjadi senderan Zeira.
Tetapi Devan sahabatnya itu adalah prioritas utama Zeira , walau begitu dirinya tetap akan menjadi senderan kedua bagi Zeira.
Arka juga merasa bahwa ini adalah hal terbaik yang harus ia lakukan dibandingkan ia dan Zeira menjadi sosok yang seperti tidak saling mengenal.
Seandainya dia memahami perasaan nya dengan tepat waktu , mungkin saat ini dia tidak akan merasakan sesak di hatinya.
Bahkan saat ini juga Zeira yang dulu memprioritaskan dirinya , sekarang bukan lagi dirinya tetapi Devan.
"Dev berapa kali di bilangin ya , minumnya jangan buru-buru gitu bisa enggak sih?"omel Zeira sambil memukul pelan lengan Devan.
Devan menutup botolnya sambil tersenyum lembut menatap kesayangannya, "iya sayang , iyaa"tangannya terangkat mengusap pelan kepala Zeira.
Zeira menjauhkan kepalanya , "jangan gitu entar aku di ledek sama mereka "ucap Zeira sambil menunjuk dengan matanya.
Devan menatap kearah yang di tunjuk Zeira lalu tertawa kecil , saat melihat Ian, Kevin, Arka, Neina dan Devi yang sedang ketawa-ketawa di sisi lapangan.
"Mereka enggak liat Ra ," Devan kembali menatap Zeira.
"Ya kan tetep aja, kalo mereka pura-pura enggak lihat gimana?"
Devan menggeleng kepalanya gemas, tangannya terangkat lagi melepaskan ikatan rambut Zeira dengan lembut.
"Jangan di ikat kayak gitu Ra , entar banyak cowok yang lihatin leher kamu."nasehatnya .
"Tapi Dev ,gerah tau kalo enggak di ikat, mana cuacanya panas gini."cetusnya dengan muka tertekuk.
"Ya di ikatnya jangan tinggi-tinggi dong , kan bisa di ikat biasa , terus di sisi-sisi kepalanya di sisain beberapa helai rambut."jelas Devan.
"Ih Devan bawel banget sih,"ejek Zeira sambil mengambil ikatan rambutnya di tangan Devan.
"Bawel-bawel gini juga pacar kamu Ra."balas Devan sambil mencubit pipi Zeira.
"Dev inget Lo kesini mau latihan bukanya pacaran."teriak Ian membuat Zeira dan Arka menoleh kearah Ian.
"Udah sana latihan , besok turnamennya lho"Zeira mendorong bahu Devan pelan.
Devan berdiri "jangan pergi kemana-mana!" titahnya.
"Enggak ,aku mau sama mereka kok."sela Zeira menunjuk dengan matanya kearah Devi dan Neina.
Devan tersenyum dan mengangguk, Zeira menatap Devan yang berlari ke tengah lapangan dan bergabung dengan tim basketnya yang sudah bersiap latihan.
Tatapannya terkunci melihat Arka yang tersenyum tipis kearahnya , senyum yang memiliki arti kehilangan sesuatu.
Zeira membalasnya dengan senyuman lebar, lalu pergi bergabung dengan Devi dan Neina.
TBC
Sebenarnya udah ketebak sih ini endingnya bakal gimana 😂
Selanjutnya part terakhir ya 🎉
Untuk part terakhir aku minta komen kalian dan votenya ya ❤️Karena cuman klik pojok kiri aja simple kok dan hal sesimpel itu bisa bikin aku bahagia ◜‿◝
02-02-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEIRA
RomanceBerawal dari sebuah perasaan Menjadi awal kehancuran Jika ku tau perasaan ini penyebabnya Aku akan menghilangkan perasaan ini Ini akan sangat menyakiti hati kecilku Aku hanya ingin kalian tau Walaupun hanya dengan kata-kata Bahwa cinta tak selalu in...