Cinta mampu menanamkan kerinduan namun juga mampu menumbuhkan kebencian.
🍀🍀🍀🍀🍀
Adam duduk disebuah kursi kayu dengan tubuh yang mulai menegang saat mendengar permintaan dari Kyai besar yang sudah memberikannya banyak ilmu yang dapat dipelajari oleh Adam hingga dapat mengamalkannya.
" Sa....saya hanya meminta ka..kamu menikah dengan cucu satu...satunya saya Faris." Ulang Sang Kyai.
Jemari Adam digenggam erat oleh Kyai H. Abdul Baharudin, meskipun tangan keriputnya tidak mampu menggenggam sepenuhnya tangan Adam, namun Adam dapat merasakan tangan itu yang sudah menua. Adam tidak mampu menolak permintaannya tetapi Adam juga tidak ingin menduakan Nayra yang sudah Adam ketahui hati Nayra akan tersakiti.
Ustadz Abdullah dibelakang Adam memberikan penguat dengan menyentuh Bahu Adam, berusaha menenangkan fikiran Adam yang sedang terombang-Ambing.
" Aisyah... Kemari lah." Ujar Kyai kepada sang cucu.
Dengan derai air mata Aisyah berjalan pelan mendekati sang Kakek. Aisyah merupakan Cucu terakhir dari Sang Kyai karena kedua orang tuanya yang telah meninggal dan jadilah Aisyah yang sudah diasuh oleh kakeknya sedari kecil.
" Menikah..lah dengan Nak Faris, buat kakek mu...ini bahagia melepas mu." Ujar Kyai dengan terbata-bata.
Adam terdiam kaku ditempatnya, hanya wajah Nayra yang akan terluka lah yang saat ini membayangi Adam.
" Apa yang kakek katakan, kakek akan sembuh." Ujar Aisyah dengan derai air mata yang membasahi kedua pipinya.
Di dalam ruangan itu seolah semua orang ikut terdiam membisu menyaksikan semuanya.
" Tetapi Saya sudah menikah Kyai." Ujar Adam pelan yang tak ingin menyakiti perasaan Guru Besarnya.
" Saya tahu, te..tetapi saya akan tenang, jika menitipkan amanah dari Anak saya ini kepada mu Faris." Jelas Kyai.
" Aisyah telah di ceraikan suaminya, dan itu membuat saya.... Merasa sedih jika meninggalkannya sendiri." ungkap Kyai.
Adam terdiam membisu di tempatnya. Fikiran nya telah buntu. Kebimbangan membuatnya merasa di titik terdalam dengan pilihan yang begitu sulit.
" Saya...." Ucap Adam menggantungkan ucapannya.
🍁🌹🍁🌹🍁
Brakk
Suara dentuman keras yang memekakan telinga begitu terdengar jelas di setiap sudut penjuru rumah.
" Astagfirullah Mba Naya." Ucap Alif yang datang dengan berlari tergopoh-gopoh mendekati arah sumber suara.
" Ada apa Non?" Tanya Bi Tyas yang juga ikut menghampiri.
Nayra meringis di tempatnya bukan karena semua orang yang datang melihatnya, melainkan ikan yang sebelumnya didalam sebuah toples bening terjatuh sehingga membuat ikan itu menggelepar karena tidak menemukan oksigen yaitu Air untuknya bernafas.
" Alif, tangkap ikannya!! Nanti mati." Seru Nayra.
Alif dengan sigap mengambil seekor ikan cupang kecil itu untuk memasukannya kembali kedalam toples dan mengisikannya dengan air.
" Syukurlah ikannya masih bisa bertahan hidup." Ujar Nayra menghela nafas senangnya.
" Mba Naya stop! Lantainya licin nanti mba bisa jatuh." Ucap Alif menghentikan Nayra yang akan menghampiri tempatnya.
" Alif, Bawa sini si Ondi nya." Ucap Nayra dengan merentangkan kedua tangannya kedepan meminta ikan cupang yang saat ini sedang menjelma menjadi hewan kesayangan Nayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINISI [ END ]
SpiritualBagaimana jika seorang gadis yang baru saja menamatkan dirinya di sekolah menengah atas di lamar oleh seorang pemuda yang selama lima tahun terakhir ini ia kagumi? Bukan pada parasnya melainkan suara merdu dari sang pemuda yang hanya dapat ia dengar...