44

3.4K 175 1
                                    

Hati akan tertahan saat kau tidak menginginkannya. Ketahuilah hati itu adalah definisi apa yang kamu inginkan.

🍀🍀🍀🍀🍀

Nayra membaringkan tubuh Arkan yang tertidur lelap di dalam box bayinya, disamping Arkan, Lena juga tertidur sangat lelap.

" Ra." Panggil Adam memasuki kamar.

Nayra berbalik menghadap Adam yang berjalan sembari tersenyum kearahnya.

" Sepertinya mereka terlalu lelah karena seharian ini bermain dengan teman-teman Mas." Ujar Adam mengusap pipi gembul Lena dan juga Arkan bergantian.

Nayra terdiam di tempatnya tidak menanggapi ucapan Sang Suami.

" Ra, kemarilah." Ucap Adam yang kan menggiring Nayra untuk duduk di sofa Kamar.

Nayra menahan lengan Adam membuat kerutan keheranan Adam tercetak di dahinya.

" Mas? ada yang ingin Naya bicarakan." Ucap Nayra.

" Kita dapat membicarakannya dengan duduk Ra." Ujar Adam.

Nayra menggeleng pelan menahan lengan Adam untuk berdiri berhadapan dengannya.

" Hanya sebentar." Ucap Nayra.

Nayra memegang kedua lengan Adam dengan senyum manis yang terpatri di kedua sudut bibirnya.

" Mas, Naya hanya ingin mengingatkan sesuatu kepada Mas apa Mas mengijinkannya?" Izin Nayra yang saat ini kedua tangannya berhenti tepat di depan dada Bidang Adam.

Adam menangkup kedua tangan Nayra dan menahannya di depan dadanya, membuat semburat merah terlihat dikedua pipi Nayra. Bahkan saat ini Adam tersenyum sangat menawan membuat hati Nayra terbawa oleh suasana, dengan cepat Nayra menggeleng karena terlalu terbawa oleh suasana hingga melupakan tujuannya.

" Tentu, kamu dapat menegur Mas saat Mas tanpa sengaja atau pun sengaja berbuat atau melakukan sesuatu yang salah, kamu pendamping Mas kita sama-sama mengingatkan dan berjalan bersama menggapai Ridho-Nya." Tutur Adam.

" Mas tidak hanya memiliki satu pendamping dan bukan hanya kita berdua tetapi kita bertiga, Mas..... selama ini kita melupakan sesuatu hal yang sangat penting yaitu sekarang Mas memiliki tanggung jawab Aku dan juga Mba Aisyah." Jelas Nayra berhenti dan menatap Adam yang saat ini terdiam mematung.

Bahkan tangannya terlepas dan tidak lagi menggenggam tangan Nayra. Perlahan Nayra mengusap lengan Sang Suami dengan lembut dan penuh kasih sayang.

" Apa yang telah ku perbuat Ra, Mas gagal bersikap Adil, bahkan Mas melupakan fakta yang penting itu." Tutur Adam lirih.

Perlahan Nayra menarik tubuh Adam kedalam pelukannya. Dagu Adam ia letakkan di pundak Sang istri. Tidak lupa tangan Nayra yang sedari tadi mengusap lembut seolah memberikan semangat dan juga ketenangan secara bersamaan.

" Mas gagal Ra, bagaimana mungkin Mas bisa bersamamu, berdampingan dengan mu disaat Mas Gagal menjalankan tanggung jawab Mas. Bahkan Ilmu-ilmu yang selama ini Mas pelajari dan Mas Kejar seolah tidak mampu menahan Mas. Tetap saja Mas melakukan perbuatan yang tidak adil." Ucap Adam.

" Apa yang Mas katakan? Kenapa seolah Mas sedang putus Asa? Istighfar Mas, Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus Asa. Naya akan berada di samping Mas, sebagai penguat Mas. Mas tetaplah manusia biasa bukan kah Mas yang sering mengingatkan kepada Naya bahwa ilmu itu banyak sekali bentuknya dan kita sebagai manusia terkadang tidak menjalankan ilmu yang telah kita dapatkan kenapa? Karena itulah manusia yang tidak akan pernah luput dari kesalahan untuk itu kita harus membuatnya sebagai pelajaran." Jelas Nayra.

DEFINISI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang