17

2.9K 179 1
                                    

Kamu perlu bahagia tapi harus bersiap untuk badai yang akan datang. Dan Tuhan akan kembali datangkan Kebahagiaan kembali bersama dengan badai yang akan datang lagi. Seperti itulah konsep hidup.

🍀🍀🍀🍀🍀

Di pagi buta Nayra bergelut dengan dinginnya air saat mandi dan juga berkeramas. Nayra sangat jarang untuk berkeramas di pagi hari namun Nayra harus melakukannya dikarenakan mandi wajib. Dua hal itu juga sama halnya dilakukan oleh Adam.

" Biar Mas yang keringkan rambut kamu Ra." Ucap Aam mengambil alih hair dryer di tangan Nayra.

Nayra mengeringkan rambutnya seusai sholat subuh. Ingatannya kembali melayang dengan kejadian semalam yang membuatnya mampu memerah merona. Nayra telah memberikan Hak Adam sebagai suaminya. Dan Nayra akan terus berdoa agar dirinya diberikan Amanah dari Tuhan.

" Kamu sedang melamun kan apa Ra?" Tanya Adam.

" Naya.... Sepertinya Naya harus menyiapkan sarapan bersama Umi dan Bunda." Ucap Nayra bergegas berdiri.

Saat Satu Langkah berjalan Nayra terhenti karena rasa nyeri datang dan mampu menghuyungkan nya hingga hampir terjatuh jika saja Adam tidak dengan Sigap menangkap tubuh Nayra.

" Apa masih sakit?" Tanya Adam.

Adam membopong tubuh Nayra untuk dibaringkan diatas ranjang.

" Hanya, eumm....hanya terasa sedikit nyeri." Jawab Nayra dengan jujur sembari menundukkan kepalanya.

" Kamu tetaplah disini, Mas akan mengambilkan makanan untuk kamu Ra." Ucap Adam mengecup pucuk kepala Nayra sebelum keluar dari kamar mereka untuk mengambilkan sarapan Nayra.

Adam melangkah menuju arah dapur yang sudah terisi oleh keluarganya dan juga Nayra yang sedang bercengkrama hangat.

" Adam, dimana Naya? Dia tidak ikut sarapan?" Tanya Umi dengan pandangan mencari-cari keberadaan Nayra.

" Nayra berada dikamar Umi, dia sedang sakit....." Ucapan Adam terpotong oleh Sang Bunda yang menunjukkan rasa khawatirnya.

" Nayra sakit? Bukan kah semalam Nayra baik-baik saja Bang?" Tanya Bunda dengan khawatir.

Semua keluarga menatap Adam seolah meminta penjelasan tentang kondisi Nayra kepada Adam.

" Nayra hanya kelelahan Bunda, Umi. Kalian tidak perlu khawatir, Adam akan merawatnya. Adam akan mengambilkan makanan untuk Nayra." Jelas Adam dengan tenang sembari menyiapkan nampan yang berisikan piring untuk memudahkan Adam mengambil beberapa sarapan yang sudah tersedia diatas meja.

" Lebih baik Nayra kamu bawa kerumah sakit Dam, biar dokter yang menanganinya." Sahut Ayah.

Adam tidak tahu harus menjawab apa pada Sang Ayah.

" Mba Naya tidak suka dengan Rumah sakit Yah." Timpal Alif yang juga memanggil Ayah dan Bunda Adam dengan sebutan sama.

" Adam akan merawat Nayra terlebih dahulu Yah, jika nanti di perlukan Adam akan bawa Nayra ke rumah sakit. Adam pamit ingin memberikan makanan ini pada Nayra." Jawab Adam membawa Nampan yang berisikan sarapan untuk Nayra.

" Semoga Tuhan meridhoi hubungan mereka." Ucap Bunda saat melihat Sang putra yang mau merawat Nayra istrinya.

Nayra duduk dengan menyandar pada ranjangnya, menatap jendela kaca yang menyuguhkan pemandangan hijau beraneka macam tanaman.

" Assalamu'alaikum." Salam Adam memasuki kamar dengan nampan yang berisikan makanan ditangannya.

" Wa'alaikumussalam." Jawab Nayra.

DEFINISI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang