46

3.7K 171 4
                                    

Ini adalah rotasi kehidupan, dimana kamu akan berputar bersama dengan takdir.

🍀🍀🍀🍀🍀

Menjelang malam tiba, Adam beserta teman-temannya duduk di Gazebo yang berada di pinggir halaman pesantren. Dengan ditemani kopi beserta kacang rebus mereka mengingat kembali masa-masa saat mereka berada di pondok pesantren.

" Sudah seminggu kita berada di sini, besok saya berencana akan kembali." Ujar Hafidz.

" Lo buru-buru banget fidz." Sahut Arya.

" Bukan begitu, saya mengkhawatirkan madrasah karena sudah seminggu ini saya tidak mengajar." Jelas Hafidz.

" Tapi gue setuju sama Hafidz, udah seminggu kita disini, kasian juga itu Adam yang udah mati-matian nahan rindu ekhhmmm." Goda Reno.

" Kamu juga akan kembali Ren? Bukannya kalian tetap disini untuk mengajar?" Tanya Adam menatap ke arah Reno, Arya dan juga Bimo bergantian.

" Kita udah Vakum Dam hehe." Timpal Bimo dengan tawa renyahnya.

" Lo kali yang ngikut gue sama Arya." Seru Reno.

" Gue mah setia kawan kali, lo pada pulang ya gue ikut pulang." Celetuk Bimo tak terima.

Reno melemparkan kulit kacang kepada Bimo yang sudah menampilkan wajah masamnya.

" Ngomong aja kalo gak bisa jauh dari gue Bim." Celetuk Reno dengan raut yang menyebalkan dimata Bimo.

" Sembarangan kalo ngomong! Gue bukannya gak bisa jauh tapi Gue itu setia kawan" ujar Bimo menekan pada kata akhirnya.

" Basi!! apaan setia kawan kemaren gue pinjem duit gak lo pinjemin." Gerutu Arya.

Bimo menatap Arya dengan tatapan datar dan juga menusuk.

" Sudah-sudah. Dam bagaimana dengan mu?." Tanya Hafidz.

" Aisyah masih dalam masa berduka. Saya tidak mungkin mengajaknya pulang saat ini." Tutur Adam.

Selama seminggu mereka di pondok pesantren Aisyah masih terus menangis. Adam dapat merasakan bagaimana perasaan Aisyah yang ditinggal oleh satu-satunya keluarga yang menyayanginya. Dan Adam tidak mungkin egois dengan memboyong Aisyah agar segera pulang. Biarlah Aisyah menenangkan dirinya terlebih dahulu dan selama itu pula Adam akan berusaha membantunya.

Drrrttttt

Tidak lama kemudian dering telfon Adam terdengar, satu nama yang tertera di sana membuat seulas senyum mengembang di wajah Adam.

" Bini lo ya Dam? Sumringah banget lo Dam." Goda Arya.

" Dari pagi kan belum ada kabar dari istrinya, pantes Adam uring-uringan dari tadi." Celetuk Reno sembari memasukan kacang rebus di mulutnya.

" saya angkat dulu telfonnya." Ucap Adam yang masih dengan senyum menawannya.

Adam beranjak dari duduknya dan sedikit menjauh dari teman-temannya.

" Assalamu'alaikum." Salam Nayra dari sebrang.

" Wa'alaikumussalam bidadari." Ucap Adam.

" Hah?!"

" Astagfirullah maafkan Naya Mas, Naya terkejut tadi." Ujar Nayra yang terlihat cemas di sebrang.

Sayang sekali Adam tidak dapat melihat bagaimana cemasnya Nayra yang mungkin saat ini khawatir jika Sang suami akan marah kepadanya.

" Tenanglah Ra, Mas mengerti. Tapi......apa yang membuatmu terkejut Ra?" Ujar Adam  menggoda Nayra.

" Eumm.....itu."

DEFINISI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang