Akan sampai mana kamu mampu bertahan menghadapi ujian. Karena Mungkin Tuhan sedang merindukanmu memohon pertolongan-Nya.
🍀🍀🍀🍀🍀
Nayra terbangun saat matahari mulai menampakkan dirinya sempurna, tubuh Nayra melemah bahkan untuk menggerakkan tangannya. Setelah semalam pengakuan Adam, Nayra kembali terlelap dalam tidurnya.
" Ra." Sambut Adam pertama kali saat Nayra membukakan kedua matanya.
" Alhamdulillah kamu sudah sadar." Lanjut Adam.
Mata Nayra mengedar dan menemukan Alif yang juga menghampirinya dari sisi berlainan dengan Adam.
" Mba ingin pulang." Ucap Nayra lirih pada Alif.
Adam tersenyum meringis saat Nayra tidak mau menatapnya sama sekali. Seharusnya Adam tahu disinilah dirinya yang bersalah telah menyakiti hati Nayra. Adam menggenggam jemari Nayra, namun dengan sentakkan Nayra menarik kembali tangannya.
" Alif Mba ingin Pulang!!!" Seru Nayra bergetar dengan menaikan nada bicaranya satu oktaf.
" Mba!! Selesaikan masalah Mba baik-baik, Alif akan keluar, Belajar lah Dewasa Mba!!" Seru Alif pada Nayra berusaha untum menengahinya.
Alif keluar dari ruangan meninggalkan Nayra dan juga Adam berdua karena menurutnya dirinya tidak ada hak untuk mencampuri rumah tangga kakaknya, biarkan kakaknya yang akan menyelesaikannya. Kesunyian terjadi diantara keduanya yang sama-sama terdiam membisu.
" Ra." Panggil Adam.
Nayra menatap arah lain karena tidak ingin melihat Adam.
" Maaf, Maaf." Ucap Adam menggenggam kembali jemari Nayra.
Genggaman Adam erat tanpa Nayra bisa melepaskannya. Nayra mulai terisak pelan dengan air mata yang meluruh.
" Mas terlalu dalam menyakitimu Ra, Maaf." Ungkap Adam bergetar.
Untuk pertama kalinya Adam menangis di depan Nayra. Dirinya terlalu lemah jika harus melihat Nayra yang menangis dan tersakiti oleh perbuatannya sendiri.
" Maaf. Maaf." Ucap Adam.
" Naya ingin sendiri." Ucap Nayra dengan nada seraknya.
" Jangan seperti ini Ra." Ujar Adam menggelengkan kepalanya.
Adam bingung ingin menjelaskan semuanya dari mana, melihat Nayra yang menangis karenanya sudah mampu melukai hati Adam.
" Lalu seperti Apa?!?! Mas Adam pamit dengan Nayra untuk menjenguk bukan untuk menikah lagi! Kenapa tidak mengatakannya ke Naya jika Mas ingin menikah lagi, Meskipun Naya akan kecewa dengan Mas, tetapi setidaknya Naya tidak merasa telah Mas bohongi!!!" Ujar Nayra dengan terisak keras.
Nayra sudah tidak kuat dan langsung meluapkan semua rasa sakitnya yang telah di pendam Pada Adam. Dengan berharap rasa sakitnya akan sedikit berkurang.
" Naya ingin memberikan kado dihari 6 bulan pernikahan kita, Naya kira Mas akan terkejut dan senang dengan kado Naya, tetapi?? Justru Naya yang terkejut melihat kado yang Mas berikan untuk Naya. Hikss...." Ujar Nayra melirih.
" Tidak Ra, jangan menangis. Maaf. Maaf." Ucap Adam yang juga ikut menangis bersama dengan Nayra.
Adam tidak sanggup melihat Nayra yang menangis terisak karena perbuatannya.
" Hiks...sakit...." Isak Nayra memukul dadanya karena Nafasnya yang terasa. terhimpit.
Adam menahan tangan Nayra yang terus memukul dadanya, lantas memencet tombol yang tersedia untuk memanggil Dokter. Tidak lama kemudian Dokter datang bersamaan dengan Alif yang ikut masuk karena merasa khawatir dengan sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINISI [ END ]
SpiritualBagaimana jika seorang gadis yang baru saja menamatkan dirinya di sekolah menengah atas di lamar oleh seorang pemuda yang selama lima tahun terakhir ini ia kagumi? Bukan pada parasnya melainkan suara merdu dari sang pemuda yang hanya dapat ia dengar...