Jika kamu terlalu memandang kebaikan yang kamu lakukan, maka kamu akan lalai dengan Dosa yang kamu perbuat.
🍀🍀🍀🍀🍀
Adam dan Nayra memutuskan untuk menginap semalam di hotel yang telah mereka pesan. Sekaligus untuk menghabiskan waktu berdua mereka yang telah tersita oleh masalah yang menerpa rumah tangga mereka.
Jam menunjukan pukul 10 malam kedua pasang suami istri itu sedang berbaring menikmati momen berdua mereka. Adam bersholawat sembari mengelus perut buncit Nayra yang sedang berbaring menghadapnya, ketenangan serta kenyamanan Nayra rasakan saat Adam mengelus perutnya, suara merdu Adam pun mampu membuat Nayra ikut menikmatinya hingga tanpa sadar Nayra tertidur pulas.
Nayra terbangun dari tidurnya karena merasakan lapar pada perutnya. Saat membukakan matanya Nayra tidak menemukan Adam di sampingnya. Nayra melirik jam dinding yang terpasang pada tembok menunjukkan pukul 3 pagi. Saat ingin mencari keberadaan Adam di kamar mandi, Nayra tidak menemukan siapapun. Nayra juga tidak menemukan sepatu milik Adam di rak dekat pintu yang menandakan Adam pergi keluar.
" Kemana Mas Adam pergi?" Gumam Nayra pada dirinya sendiri.
Nayra senantiasa menunggu kedatangan Adam yang tak kunjung kembali. Bahkan hingga Adzan subuh berkumandang Adam belum juga datang. Nayra memutuskan untuk Sholat subuh dan kemudian akan pergi dari hotel yang mereka sewa meskipun hari masih dini untuk semua orang beraktivitas.
Di dinginnya udara Pagi Nayra memutuskan berjalan kaki meskipun perutnya yang terlihat membesar tetapi Nayra mengikuti anjuran dokter Desi untuk berjalan kaki sekuatnya. Dan nanti ketika sudah lelah barulah Nayra akan memesan taksi ataupun ojek.
" Mama sudah lelah, kita pesan taksi ya." Ucap Nayra pada anak yang masih dalam kandungannya.
Setelah Nayra berada di dalam taksi Nayra menyebutkan tujuannya untuk diantarkan. Nayra tidak pulang di kediaman orang tuanya, melainkan dirumahnya dengan Adam yang telah lama Nayra tidak kunjungi.
" Terima kasih pak." Ucap Nayra sebelum taksi itu mulai menjauh.
Dengan tersenyum sumringahnya Nayra mengambil kunci cadangan rumahnya untuk masuk ke dalam rumah. Tanpa sengaja Nayra melihat sepatu milik Adam yang Nayra ingat itu adalah sepatu Adam yang semalam dipakainya.
" Assalamu'alaikum." Salam Nayra masuk kedalam rumahnya.
Nayra menyalakan lampu untuk menerangi pandangannya agar tidak menubruk benda di sekitarnya. Tidak ada siapapun yang Nayra temui di dalam meskipun sekarang sudah menunjukan pukul 5 pagi.
Nayra masuk kedalam kamarnya dan juga Adam. Kaki nya terpaku tepat di depan pintu, Air mata nya pun ikut meluruh tanpa isak kan saat menemukan Adam yang tertidur dengan seorang wanita yang Nayra kenali adalah Aisyah madunya serta Anak lelaki yang semalam menumpahkan air di Bajunya. Ketiganya terlihat damai saat tidur, bahkan terlihat seperti keluarga bahagia saat Nayra melihatnya.
Dengan pelan Nayra menutup pintu kamarnya agar tidak mengganggu tidur mereka. Kamarnya dengan Adam bukan lagi menjadi haknya melainkan hak orang lain juga. Atau bahkan Nayra sudah tidak memiliki hak atas kamar yang menjadi saksi penyatuannya dengan Adam.
Nayra berjalan tak tentu arah, bahkan Nayra tidak tahu kakinya akan membawanya kemana, seakan Nayra sudah terlalu jauh berjalan hingga kakinya mulai membengkak. Ingatlah Nayra sedang mengandung Anak kembar diusia mudanya. Nayra berhenti dan duduk di sebuah masjid untuk istirahat. Matahari sudah mulai menampakkan dirinya, semua orang mulai di sibukkan dengan keributan pagi mereka.
" Assalamu'alaikum, Nayra apa benar?" Tanya Seseorang lelaki menghampiri Nayra.
Nayra melihat orang yang telah menyapanya, meskipun silau matahari menyipitkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINISI [ END ]
SpiritualBagaimana jika seorang gadis yang baru saja menamatkan dirinya di sekolah menengah atas di lamar oleh seorang pemuda yang selama lima tahun terakhir ini ia kagumi? Bukan pada parasnya melainkan suara merdu dari sang pemuda yang hanya dapat ia dengar...