42

3.7K 176 4
                                    

Fa inna ma'al-usri yusroo
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"

🍀🍀🍀🍀🍀

" Assalamu'alaikum." Salam Adam memasuki kamarnya dengan Nayra.

" Wa'alaikumussalam." Jawab Nayra.

Arkan dan Lena sudah tertidur pulas di dalam box bayi mereka. Nayra mencium punggung tangan Adam serta mengambil map yang berada di tangan suaminya untuk di letakkan di meja.

Akhir-akhir ini Adam sibuk mengurus Cafe nya yang sedang dalam masa kritis. Bahkan Adam harus menutup sementara satu Cafe miliknya, dan memindahkan pegawai nya ke Cafe miliknya yang lain. Hal itu ia lakukan agar para pegawainya masih dapat mencari nafkah meskipun Adam harus memutar otak untuk berfikir meningkatkan kembali grafik Cafe miliknya agar para pegawainya tidak merasakan kesulitan.

" Naya akan siapkan air hangat untuk Mas mandi." Ucap Nayra yang akan pergi menyiapkan air hangat untuk Adam.

" Ra." Cegah Adam memegang lengan Nayra untuk menghentikan langkahnya.

" Tangan Mas panas?!?!" Seru Nayra yang dengan sigap meletakan punggung tangannya di dahi Adam.

" Mas Demam?!? Mas duduk dahulu."  Lanjut Nayra mengarahkan Adam untuk duduk di sofa panjang di dalam kamar.

Terlihat jelas raut khawatir Nayra oleh Adam. Bukan ini yang Adam inginkan, meskipun rasa pusing mulai menderanya.

" Naya akan ambilkan obat sebentar." Ucap Nayra keluar dari kamar.

Adam menyandarkan kepalanya pada sofa agar rasa pusingnya berkurang. Tak lama kemudian Nayra datang dengan obat serta baskom di tangannya. Nayra menuangkan air putih yang sudah ada di dalam kamarnya dan memberikannya pada Adam beserta obat yang dibawanya.

"Mas ini obatnya." Ucap Nayra.

Adam menerimanya dan dalam sekali tegakan Adam menelan obatnya.

" Mas tidur di ranjang saja ya? Nayra akan basahi badan Mas dengan air hangat, Mas jangan mandi dulu." Papar Nayra.

Adam menahan tangan Nayra dan membawa Nayra kedalam dekapannya. Karena rasa terkejutnya dengan refleks Nayra ingin bangkit namun terurung karena Adam memeluknya erat.

" Jangan dulu Ra." Ucap Adam memejamkan matanya.

Nayra yang sudah terbawa oleh suasana ikut menyamankan dirinya, Nayra suka aroma Adam yang memiliki ciri khas tersendiri, Dengan posisinya yang berada di dekapan Adam, Nayra dapat merasakan suhu tubuh Adam yang terasa hangat.

" Mas ingin berbagi?" Tanya Nayra.

" Mas ingin berbagi hal indah denganmu Ra, tidak untuk hal berat." Ucap Adam lirih.

" Apa yang Mas katakan? Darimana pemikiran itu datang?" Tanya Nayra melepaskan pelukannya dan beralih menatap Adam Sang suami.

" Kemarilah." Ucap Adam.

Nayra meletakkan kepalanya di dada bidang Adam, sedangkan Adam menciumi pucuk kepala Nayra dengan sayang. Nayra yang di perlakukan seperti itu justru merasa kembali nyaman.

" Itu keinginan bukan pemikiran Mas." Jawab Adam.

" Tetapi di dalam rumah tangga tidak mungkin akan senang atau pun sedih terus menerus, pasti ada saat nya kita merasakan hal sebaliknya, namun manusia selalu menyalahkan takdir saat ujian berat menimpa, tetapi disaat mereka mendapat kebahagiaan mereka justru melupakan Sang Pencipta." Ujar Nayra.

" Kamu hanya harus tahu Ra. Fa inna ma'al-usri yusroo. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Untuk itu Mas percaya apapun masalah yang saat ini Mas hadapi, Mas meyakini kekuasaan serta kebesaran Allah. Apa yang kita miliki saat ini, hanyalah titipan yang bisa kita jaga semampu kita dan.....seterusnya kita serahkan kepada pemilik sesungguhnya.  " Ucap Adam membelai puncak kepala Nayra.

DEFINISI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang