29

3.3K 175 2
                                    

Kebahagiaan tidak akan pernah sampai kepada mereka yang gagal menghargai apa yang sudah mereka miliki.

🍀🍀🍀🍀🍀

Nayra membuka kedua matanya yang terpejam. Saat pertama kali terbuka yang terlihat hanyalah wajah Fadi yang sangat konyol menyambutnya, membuat senyuman Nayra mengambang dengan disertai kekehan pelan karena kepalanya yang terasa pusing.

" Mas Fadi jangan tunjukan wajah konyol Mas." Ujar Alif mencebik dengan raut datarnya.

" Kenapa?" Tanya Fadi dengan nada polosnya

" Kayak Mimi peri pake kolor ijo." Celetuk Alif.

Nayra tersenyum simpul membuat seluruh keluarganya ikut merasakannya. Usaha Alif dan juga Fadi akhirnya membuah kan hasil karena Nayra yang saat ini tersenyum meskipun terkesan tipis.

Nayra mengedarkan pandangannya dan menemukan Adam disudut ruangan dengan di sampingnya ada seorang perempuan yang Nayra kenali wajahnya. Perempuan  sama yang telah Adam nikahi. Melihat raut sang Adik yang berubah kembali membuat Fadi mengerti apa yang sedang Nayra tatap.

" Mas masih muda tapi udah dapat ponakan aja." Celetuk Fadi.

" Muda? Mas Fadi ngaca pakai kaca pecah pasti." Sahut Alif.

Nayra mengalihkan pandangannya pada kedua saudaranya yang berusaha untuk menghibur dirinya. Saat tersadar Naya memegang perutnya dan menghela Nafas lega karena perutnya yang masih sedikit menonjol menandakan masih adanya kehidupan janin di kandungannya.

" Bagaimana kondisi Anak Naya?" Tanya Nayra.

" Alhamdulillah Dedek nya baik kata dokter." Ujar Umi.

" Alhamdulillah." Ucap Nayra pelan syukur.

" Kenapa Mba bisa pingsan di kamar mandi?" Tanya Alif.

" Mba mual pagi tadi, saat di kamar mandi tubuh mba lemes jadi mba duduk di kamar mandi, trus pandangan Mba malah jadi mengabur." Jelas Naya menerawang apa yang terjadi pagi tadi.

Naya di buat kuwalahan karena mual nya pagi tadi, bahkan tenaganya terkuras habis hingga membuatnya pingsan di kamar mandi.

" Lain kali jangan menguncikan diri di kamar lagi, kamu membuat Mas harus mengeluarkan otot baja Mas untuk mendobrak pintu Kamarmu." Ujar Fadi.

Semua terkekeh pelan mendengar perkataan Fadi. Namun berbanding terbalik dengan Nayra yang hanya terdiam.

" Mba harus minta tuntutan sama Mas Fadi." Timpal Alif.

" Tuntutan apa?" Tanya Fadi dengan raut bingungnya.

" Tuntutan karena udah jebolin pintu kamar Mba Naya." Sahut Alif.

Fadi tertawa hambar menatap tajam pada adik bungsunya.

" Besok akan Mas ganti, kalau perlu pakai pintu Doraemon." Celetuk Fadi.

" Sungguh?" Timpal Nayra

" Nah loh Mas Fadi, perlu Alif bantu urus tiket pesawat ke jepang?" Sahut Alif.

Fadi mendelik pada Alif yang sudah tertawa. Sedangkan Para orang tua hanya menggeleng kepala mereka pelan

" Bisa kah tinggal kan Naya dengan Mas Adam." Ucap Nayra pelan.

Semua atensi tertuju pada Nayra sebelum akhirnya mereka mengangguk dan meninggalkan Nayra serta Adam sendiri di dalam sebuah ruangan untuk memberikan ruang pada mereka bicara.

" Ra." Panggil Adam mendekat.

Nayra memilin selimut rumah sakit yang menutupi bagian kakinya, karena saat ini Nayra memposisikan diri duduk. Nayta menghembuskan nafas panjangnya untuk berusaha setenang mungkin, Seberapa lama pun Nayra menghindar dan menolak masalah yang menimpanya, semuanya sudahlah terjadi.

DEFINISI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang