Kehilangan itu akan kita rasakan. Mau tidak mau, kita akan mengalaminya. Sayangi dia yang masih bisa kau tatap saat ini, karena saat kehilangan itu menghampiri segala bentuk penyesalan pun tidak berguna lagi.
🍀🍀🍀🍀🍀
" Brosur apa ini Ra?" Tanya Adam saat menemukan Brosur yang minggu lalu Fadi berikan pada Nayra.
" Itu Brosur kuliah yang minggu lalu di berikan Sama Mas Fadi Mas." Jawab Nayra.
" Brosur kuliah? Kamu ingin melanjutkan pendidikan kamu Ra?" Tanya Adam menatap Nayra.
" Tidak Mas, minggu lalu Mas Fadi hanya memberikan brosur itu sebagai informasi saja." Ujar Nayra yang kini duduk disamping Adam.
" Jika kamu ingin, Mas bisa membiayai kamu Ra, Cafe milik Mas juga Alhamdulillah perlahan mulai membaik." Jelas Adam tersenyum.
" Naya Rasa tidak Mas, Arkan dan Lena membutuhkan Naya. Mas yang pernah mengatakan pada Naya bahwa ilmu itu banyak bentuk nya asal kita bersungguh-sungguh belajar, dan...." Ucap Nayra menggantung.
" Dan?" Tanya Adam mengernyitkan dahi bingung.
" Naya ingin belajar menjadi istri serta Ibu yang baik untuk keluarga kecil Naya." Lirih Nayra yang masih dapat di dengar dengan jelas oleh Adam.
Adam tersenyum menatap istrinya, debaran jantung Adam selalu berdetak kencang saat dirinya bersama Nayra. Waktu berjalan sangat cepat saat kilasan pertemuan pertamanya dengan Nayra hingga melamarnya langsung sampai saat ini bahkan ada Arkan dan juga Lena di tengah-tengah mereka.
Tok tok
Ketukan pintu kamar membuyarkan mereka, Nayra membuka pintu kamarnya dan mendapati raut cemas Bi Tyas.
" Ada apa Bi? Kenapa Bi Tyas terlihat cemas?" Tanya Nayra.
" Itu....itu Non, Non Aisyah pingsan di teras." Ucap Bi Tyas dengan tingkah khawatirnya.
Adam yang mendengar ucapan Bi Tyas di dalam kamar lantas bergegas ke arah teras diikuti Nayra dan juga Bi Tyas yang mengekor dibelakang.
Saat sampai di teras terlihat tubuh Aisyah yang sudah tergeletak di atas lantai, dengan cepat Adam membopongnya.
" Pak Ali, tolong siapkan mobil." Ucap Adam.
Adam berniat membawa Aisyah ke rumah sakit segera dengan Pak Ali sebagai supirnya.
Adam menunggu di depan ruang tunggu UGD, menunggu Aisyah yang sedang mendapatkan pertolongan pertamanya. Tidak lama kemudian Nayra datang dan menghampiri Adam dengan raut khawatirnya.
" Mas, bagaimana keadaan Mba Aisyah?" Tanya Nayra.
" Dokter belum keluar Ra, kamu kesini sama siapa Ra? Arkan, Lena?" Tanya Adam yang terkejut saat mendapati Nayra yang menyusulnya.
" Naya sendiri naik taksi, Arkan dan Lena sudah di jaga sama Umi dan Bunda. Tadi Naya khawatir trus Naya kesini buat lihat kondisi Mba Aisyah." Jelas Nayra.
Adam menggenggam erat jari-jemari Nayra dengan Nayra yang memposisikan kepalanya di bahu Adam. Sepasang suami-istri itu saling menguatkan untuk mengusir rasa cemas serta khawatir. Mereka berdua sama-sama berdoa agar Aisyah baik-baik saja.
Waktu pemeriksaan yang membutuhkan waktu 15 menit telah usai. Aisyah perlahan membuka kelopak matanya, Nayra dengan tersenyum senang menyambut Aisyah yang sudah tersadar sedangkan Adam sedang mengurus surat Administrasi sekaligus mengetahui keadaan Aisyah.
" Minum dulu Mba." Ucap Nayra membantu Aisyah menenggak minuman nya.
Setelah minum raut wajah Aisyah berubah drastis bahkan air matanya mulai meluruh, dengan raut khawatirnya Nayra bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINISI [ END ]
SpiritualBagaimana jika seorang gadis yang baru saja menamatkan dirinya di sekolah menengah atas di lamar oleh seorang pemuda yang selama lima tahun terakhir ini ia kagumi? Bukan pada parasnya melainkan suara merdu dari sang pemuda yang hanya dapat ia dengar...