40

4.1K 202 7
                                    

Pemandangan terindah adalah yang melapangkan dadamu, membuat jiwamu senang, menambah manis dan indahnya hidup.

🍀🍀🍀🍀🍀

Nayra tetaplah wanita keras kepala, bahkan sebelum dokter memperbolehkannya untuk pulang, Nayra memintanya terlebih dahulu untuk di perbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan. Nayra sangat merindukan kedua buah hatinya, sudah cukup untuk dua minggu ini Nayra hanya bisa berkomunikasi dengan kedua anaknya melalui Video Call. Nayra tidak bisa lagi untuk berjauhan dengan anak-anaknya.

" Mas sudah selesai mengurus administrasi. Ayo, dibawah Fadi sudah menyiapkan mobil." Ucap Adam memapah tubuh Nayra untuk membantunya berjalan.

Sedangkan Alif yang juga ikut mengekor membawakan tas besar berisikan pakaian milik Nayra selama berada di Rumah sakit.

" Ayo tuan putri, silahkan." Sambut Fadi dengan senyum hangatnya mempersilahkan Nayra memasuki mobil.

Dengan senang hati  Nayra mengangguk dan menerima bantuan Adam yang akan membantu Nayra memposisikan duduknya dengan nyaman. Di samping Nayra ada Adam yang duduk dengan tangan menggenggam erat jemari Nayra,  sedangkan Fadi sebagai pengemudi dan Alif duduk dikursi samping Fadi.

Setelah menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah Adam serta Nayra. Pekarangan terlihat sepi meskipun hari sudah menjelang sore hari.

" Assalamu'alaikum." Salam Nayra, Adam, Fadi dan juga Alif masuk kedalam rumah.

Dengan penuh rasa Haru semua keluarganya menyambut kepulangannya dengan antusias mereka, bahkan terdapat berbagai hiasan yang menempel memenuhi rumah Adam dan juga Nayra.

" Wa'alaikumussalam." Jawab semua orang.

Nayra masuk kedalam menghampiri mereka dengan masih ditatih oleh Adam.

" Assalamu'alaikum Mama." Ucap Bunda dengan menirukan suara anak kecil seolah Arkan yang berbicara.

Karena saat ini Arkan berada di gendongan Bunda, sedangkan Lena berada di gendongan Umi.

Nayra tersenyum senang membingkai wajah Sang Putra dengan rasa harunya bahkan Nayra mencium Sang putra dengan sayang. Karena untuk pertama kalinya Nayra dapat menyentuh mereka secara langsung.

" Kamu ingin menggendongnya?" Tawar Bunda yang melihat rasa bahagia Nayra.

Nayra mengangguk antusias, Bunda meminta Nayra untuk duduk di sofa yang tak jauh dari mereka, karena Bunda tidak ingin membuat  Nayra kelelahan dikarenakan  baru saja keluar dari rumah sakit.

" Arkan mirip sekali dengan Adam." Ujar Bunda tersenyum.

Nayra mengangguk sependapat, wajah Arkan kecil sangat mirip dengan Adam, bahkan Nayra tidak tahu apa yang ia turunkan pada Arkan. Pandangan Nayra menoleh pada Lena yang tertidur lelap dipangkuan Umi di samping Nayra.

" Lena juga mirip dengan Mas Adam." Ucap Nayra memberengut.

Entah kenapa saat melihat kedua anaknya yang sama sekali tidak memiliki kemiripan dengannya membuat Nayra sedikit kesal.

" Tetapi mata lena menurun pada mu Naya." Timpal Umi.

Dengan antusias Nayra memastikan ucapan Umi. Namun Nayra lupa jika Sang putri sedang tertidur lelap sekarang ini.

" Lena tertidur." Ucap Nayra.

" Lena sering tertidur saat siang hari, dan akan aktif pada Malam hari. Dia sangat mirip sekali dengan mu saat kecil." Jelas Umi tersenyum hangat.

Tangisan Arkan di pelukan Nayra, membuat semua atensi mata tertuju padanya. Tak lama kemudian disusul dengan tangisan Lena yang tadinya tertidur karena terkejut  mendengar suara tangisan Arkan yang melengking.

DEFINISI [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang