Matahari telah terbit tapi, seorang gadis dengan rambut sebahunya belum juga beranjak dari kasur empuknya.
Mata indahnya masih terus tertutup tanpa merasa terusik sama sekali dengan cahaya matahari yang masuk di sela sela jendela kamarnya.
Dia tertidur dengan sangat nyenyaknya tanpa perduli dengan waktu yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
Kringgg kringgg kringgg!
Jam weker yang berada di atas nakas samping ranjangnya juga tidak mampu membuat gadis cantik tersebut untuk bangun.
Lima menit berlalu dan sekarang gadis tersebut mulai mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk di Indra penglihatannya.
Ia menatap sekelilingnya dan setelah itu ia mulai mendudukkan tubuhnya di kasur empuknya tersebut.
Dengan santainya ia menoleh ke arah nakas samping ranjangnya tapi, detik berikutnya matanya membulat ketika menatap jam weker yang sudah menunjukkan pukul delapan lewat. Dia adalah Rosa si gadis rambut sebahu dengan paras wajah yang cantik.
"Mati gue!"ucap Rosa dan langsung bangkit dari ranjangannya menuju kamar mandi yang berada di kamarnya tersebut.
Sekitar lima menit akhirnya gadis tersebut telah keluar dari kamar mandi dengan celana jeans dan baju putih yang melengkapi penampilannya.
Rosa memang tidak mandi karena tadi dia hanya mencuci muka dan menggosok giginya saja karena waktunya sudah mepet.
Rosa mengambil kardigan hitam senada dengan celananya dan tas punggung yang tergantung rapih di belakang pintunya.
Dan setelah itu Rosa langsung keluar dari kosannya dengan sumpah serapah yang ia layangkan pada dirinya sendiri karena sudah bangun terlambat.
Di sinilah gadis itu berada di depan halte dengan dahi yang berkeringat karena berlari dan jangan lupakan napasnya yang belum teratur.
"Mana pagi ini mata kuliahnya pak Arthur lagi"ucap Rosa sambil melirik jam tangannya.
"Tugas kemarin aja belum abis masa gue harus nambah tugas lagi sih"ucap Rosa pada dirinya sendiri.
"Ini juga angkot pada kemana sih!"kesal Rosa sambil mentap jalanan yang ada di depannya.
Rosa mulai mengambil ponsel yang sedari bagun tadi belum dia buka sama sekali.
"Buset banyak banget panggilan dari Stevy"ucap Rosa ketika melihat banyaknya panggilan masuk dari sahabatnya itu.
Sedangkan di lain tempat dan waktu yang bersamaan dari dalam kelas ekonomi lebih tepatnya kelas Rosa, seorang Arthur tengah berdiri dengan gagahnya di depan semua mahasiswa yang ada di kelas tersebut sambil menjelaskan materi yang ia bawakan hari ini.
Sedangkan Stevy dari tadi terus saja melirik bangku kosong milik sang sahabat yang pemiliknya entah di mana.
Ting!
Ponsel yang berada di laci meja Stevy berbunyi dengan pelan dan itu membuat sang empunya langsung mengambil ponsel tersebut dengan hati hati agar dosen yang ada di depan sana tidak melihatnya.
Rosa
Pak Arthur udah masuk?Begitulah pesan yang di kirimkan Rosa untuk gadis yang tengah mendengus kesal ketika membaca pesan tersebut.
To Rosa
Udah dari setengah jam
yang laluStevy mengirimkan pesan tersebut dengan sumpah serapah yang ia layangkan kepada sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
أدب المراهقين"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...