Sudah dua jam berlalu sejak Arthur menyuruh Rosa untuk membantu dirinya mengoreksi nilai mahasiswa lain dan sekarang gadis tersebut tengah melaksanakan perintah Arthur.
Dan untungnya hari ini dosen yang akan mengajar di kelas Rosa tidak masuk, Rosa mengetahui hal tersebut dari sahabatnya Stevy.
Rosa nampak serius memeriksa lembaran kertas yang ada di hadapannya tersebut, sebenarnya Rosa bisa di katakan salah satu mahasiswa yang pandai di fakultasnya.
Arthur mentap laptop di depannya sambil sesekali mencuri curi pandang ke arah Rosa yang nampak serius dengan kertas tersebut.
"Ck! Kapan kelarnya sih ini"ucap Rosa dalam hati dengan nada kesalnya, pasalnya sedari tadi ia merasa bahwa kertas yang ada di hadapannya ini tidak pernah habis habis.
Arthur tersenyum simpul ketika melihat wajah kesal yang baru saja di tunjukkan oleh Rosa sambil menatap kertas tersebut.
"Cantik!"batin Arthur sambil tersenyum sangat tipis.
Dan setelah itu Arthur kembali menatap laptop di depannya dengan tangan yang sudah menari nari di papan keyboard laptop tersebut sedangkan Rosa juga sudah kembali fokus pada lembaran kertasnya dengan wajah yang sudah kembali seperti biasa.
Arthur terus saja memainkan jarinya pada keyboard laptop tersebut, entah apa yang sedang ia kerjakan sekarang karena nampaknya ia sudah sangat serius menatap layar monitor tersebut.
Tidak terasa satu jam telah berlalu dengan begitu cepat dan sekarang Arthur telah menyelesaikan pekerjaannya karena terbukti sekarang ia tengah menutup laptopnya.
"Huuuft akhirnya selesai juga"ucap Rosa yang membuat Arthur mengalihkan pandangannya ke arah Rosa yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan sekarang ia tengah bersandar pada sandaran kursi yang ia duduki.
Rosa memijat pangkal hidungnya sebentar dan setelah itu ia mentap sang dosen dengan senyum yang di paksakan.
"Pak!"panggil Rosa pelan ketika melihat sang dosen yang tengah menatapnya datar.
"Kan hukumannya udah selesai, kalau gitu saya pamit pulang dulu yah!"ucap Rosa dengan sopan sambil memakai tas yang sempat ia lepas ketika menjalankan hukumannya tadi.
"Hm"balasnya yang membuat Rosa mendengus pelan kemudian berdiri pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Brak!
Rosa menutup pintu ruangan tersebut dengan sedikit kuat hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
"Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pada sang dosen.
Dan setelah itu ia langsung melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan tersebut.
Rosa mentap jam tangannya yang sekarang sudah menunjukkan pukul dua sore dan itu tandanya tiga jam lagi dia akan masuk kerja.
Rosa telah sampai di tepi jalan raya dan sekarang ia tengah menatap jalanan tersebut untuk menunggu angkutan umum yang akan lewat di sana.
"Ck! Mana sih nih taksi"ucap Rosa kesal karena sudah dua menit berlalu dan ia belum juga menemukan taksi untuk mengantarkan dirinya pulang.
Plak!
Rosa refleks memukul jidatnya dengan kuat hingga membuat jidat tersebut sedikit merah karena ulahnya.
"Kenapa nggak dari tadi sih!"ucap Rosa sambil mengambil ponsel yang ada di tasnya.
"Sial!"umpat Rosa ketika melihat ponsel yang baru saja dia hidupkan tapi, tidak kunjung hidup.
"Kenapa pake lowbat segala sih nih hp"ucap Rosa sambil kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas dengan kesal.
Rosa mengembuskan napasnya pelan kemudian ia kembali mentap jalanan dalam diam dengan posisi yang sudah bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Teen Fiction"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...