"Andre!"
Deg!
Semua orang yang ada di sana di buat diam seribu bahasa dengan wajah tidak percayanya ketika melihat sosok Rosa yang berhenti tepat di hadapan seorang Andre yang tengah menatap Rosa tajam.
"Maksud lo apa sih El?"ucap Andre dengan emosi.
"Kemana lo saat pak Robert di serang?"tanya gadis itu tanpa menghiraukan ucapan lelaki itu tadi.
"Lo tau sendiri kan kalau ibu gue itu lagi sakit, jadi gue harus jag——
"Cuih! Lo nggak usah munafik lagi"ucap gadis itu dengan senyum devilnya.
"Gue tau siapa lo sebenarnya"ucap gadis itu lagi.
Sreet!
"Lo nggak usah asal nuduh orang kaya gitu"ucap lelaki itu tidak terima.
Andre mencengkram kuat kaos oblong yang gadis itu pakai dengan kuat dengan semua orang yang tetap diam pada posisinya menyaksikan hal tersebut.
"Gue nggak nuduh tapi itu emang kenyataannya"ucap gadis itu dengan santai sambil berusaha melepaskan cengkraman yang di buat Andre.
"Dari awal gue ketemu sama lo di pertunangan pak Arthur, gue udah mulai curiga sama gerak gerik lo"jelas Rosa mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu.
Cengkraman yang ia buat sudah terlepas dan sekarang lelaki itu sudah menatap tajam seorang Rosa yang tengah menatapnya remeh.
"Ternyata gue salah nilai lo"ucap Andre tiba tiba yang membuat raut wajah gadis itu berubah menjadi bingung.
"Maksud lo apa?"tanya Rosa dengan tajam.
"Gue pikir, selama kita dekat lo nggak akan pernah jatuhin gue kaya gini"ucap lelaki itu dengan remeh yang membuat Rosa terkekeh garing.
"Tapi ternyata apa? Lo sekarang nuduh gue yang enggak enggak"ucap Andre dengan terkekeh garing.
"Gue nggak akan nuduh orang tanpa bukti"ucap gadis itu dengan tegas sambil merogoh saku celananya.
Pluk...
"Ini bukti kalau lo kerja di perusahaan Aldera Corp"ucap gadis itu yang membuat semua orang yang ada di sana kaget.
Andre mengambil kartu nama perusaan yang baru saja di lemparkan oleh Rosa di hadapannya.
"Kok bisa sama dia sih?"batin lelaki itu dengan wajah yang nampak bingung.
"Kenapa? Lo bingung dari mana gue dapat kartu itu?"tanya gadis itu dapat membaca raut wajah lelaki tersebut.
"Kartu itu gue dapat pas kita lagi di Bali"jelas Rosa dengan meremehkan.
"Bahkan gue tau kalau lo itu bohong tentang penyakit ibu lo karena nyatanya lo itu tinggal sendirian di sini"jelas Rosa lagi.
"Hentikan omong kosong lo"ucap Andre yang lagi lagi membuat Rosa terkekeh remeh.
Sedangkan Yufan dan Kevin, dua orang yang sangat dekat dengan Rosa di company tersebut nampak menelan silivahnya susah payah ketika melihat sosok Rosa yang tengah berbicara dengan tatapan mata tajamnya.
"Lo mau bukti?"tanya gadis itu yang sukses membuat Andre diam.
Karena tidak mendapatkan jawaban apapun dari Andre membuat gadis itu langsung mengambil ponselnya yang berada di saku belakang celananya.
Andre nampak penasaran dengan apa yang di lakukan gadis di hadapannya ini, sama halnya dengan semua orang yang ada di sana karena terbukti sekarang mereka tengah memasang wajah penasarannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Teen Fiction"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...