EPILOG

63.5K 2.8K 230
                                    

Deg!

Arthur diam mematung dengan tatapan sendunya ketika melihat sosok Rosa yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan beberapa alat medis yang terpasang di tubuh gadis itu.

Cukup lama Arthur terdiam, hingga ia mulai melangkahkan kakinya hati hati dengan wajah tidak percayanya.

"Rosa!"lirih lelaki itu ketika sudah sampai di hadapan Rosa.

Lelaki itu mulai duduk di kursi samping ranjang milik gadis tersebut dan setelah itu ia mengambil tangan Rosa yang bebas dari infus.

"Aku di sini"lirih Arthur sambil menatap wajah tenang yang pucat pasih milik sang gadis.

"Aku mohon buka mata kamu"ucap lelaki itu lagi sambil mengecup punggung tangan Rosa dengan sayang.

Di sana jelas terlihat bahwa wajah Arthur sangat sedih melihat kondisi sang gadis yang tengah terbaring di rumah sakit.

Tidak ada lagi wajah ketus dan tatapan mata sedih yang Rosa tunjukkan untuknya.

"ROSA!"Arthur tiba tiba di buat terkejut dengan teriakan tersebut.

Ia dan dokter Marissa yang masih berada dalam ruangan Rosa langsung menoleh ke sumber suara.

Dari ambang pintu terlihat sosok Stevy yang tengah memasang wajah tidak percayanya dengan air mata yang terus saja mengalir.

Gadis tersebut langsung berlari dengan terburu buru untuk menemui sosok Rosa yang terbaring di ranjang rumah sakit itu.

"Rosa!"lirih Stevy ketika sudah berada di samping gadis itu.

"Bangun!"ucap gadis itu lagi.

"Katanya lo kuat"ucap Stevy dengan air mata yang terus mengalir.

Sedangkan Lucas, Arthur dan sang dokter hanya diam membiarkan Stevy mencoba berinteraksi dengan Rosa.

"Lo bilang, lo nggak bakal kenapa kenapa"lanjutnya lagi.

"Rosa bangun! Gue tau lo lagi dengar gue ngomel"ucap gadis itu dengan sendu yang membuat ketiga orang yang ada di sana menatapnya sendu.

Bahkan seorang Arthur yang biasanya tidak perduli dengan sekitar sedang menatap iba ke arah Stevy dengan tangannya yang masih menggenggam tangan mungil milik seorang Rosa.

"Kenapa sih, lo selalu sok kuat padahal kondisi lo nggak memungkinkan"ucap Stevy kesal yang berdiri menatap Rosa di samping seorang Lucas.

"Lo bilang penyakit lo, nggak bakal kenapa kenapa"ucapnya lagi yang sukses membuat dahi Arthur mengernyitkan.

"Lo bilang kalau minum obat pereda aja udah cukup buat lo sembuh"ucapnya lagi.

"Tapi kenapa sekarang lo jadi kaya gini"lanjutnya sambil menangis dengan tersedu sedu.

Melihat sang kekasih yang tengah dalam kondisi hati yang kacau, membuat Lucas langsung membawa sang kekasih ke dalam pelukannya.

Stevy terus saja menangis di dalam pelukan sang kekasih dan itu membuat Lucas mengelus punggung Stevy berusaha menenangkan sedangkan, seorang Arthur sudah menatap sang dokter dengan bingung.

"Ada apa Arthur?"tanya Marissa ketika sadar jika ia sedang di perhatikan.

"Sebenarnya Rosa sakit apa?"tanya Arthur dengan wajah seriusnya.

Sang dokter langsung mengembuskan napasnya pelan ketika mendengarkan pertanyaan yang keluar dari Arthur.

"Sebenarnya saya sendiri tidak ingin memberitahukan kondisi pasien kepada siapapun karena memang ini permintaan dari pasien sendiri"ucap Marissa.

Rosa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang