Seorang gadis dengan kaos oblong dan hot pants berwarna hitam tengah duduk santai di atas ranjangnya dengan benda pipih yang sedang ia mainkan. Dan gadis itu adalah Rosa, lebih tepatnya Elfira Rosa Anandhita.
"Oh iya! File yang gue colong kemarin belum gue baca semua"ucap Rosa sambil mengalihkan pandangannya dari ponsel kepada sebuah map berwarna hitam.
Rosa mulai turun dari ranjangnya itu dan melangkahkan kakinya menuju meja rias yang ada di kamar kosnya itu.
"Kira kira petunjuk apa yang bisa gue dapat dari file ini?"tanya Rosa ketika sudah memegang map hitam itu.
Rosa mulai membuka map hitam itu sambil menatap beberapa kertas yang ada di dalamnya.
"Kontrak kerja"ucap Rosa ketika melihat salah satu kertas yang ada dalam map itu.
Mata gadis itu dengan jeli mengikuti setiap tulisan yang ada di kertas tersebut dengan bibir yang berkomat kamit membaca isi kertasnya.
"Joldwin Miller?"gumam Rosa dengan mata yang masih fokus pada lembaran kertas yang ada di tangannya.
"Siapa orang ini?"tanya Rosa sambil membuka lembaran kertas selanjutnya.
Rosa kembali membaca isi kertas yang ada di hadapannya dengan fokus.
"Hubungan kerja seperti apa yang di jalin Brawijaya dan Joldwin Miller?"tanya Rosa ketika sudah membaca kertas tersebut.
"Kenapa dalam kontrak kerja mereka ini, tidak di sebutkan proyek apa yang mereka kerjakan?"ucap Rosa dengan bertanya tanya.
Gadis itu terus menatap kertas dengan isi yang sama tentang kontrak kerja sama.
"Eh ini apaan?"tanya Rosa sambil mengambil satu kertas yang lebih kecil dari kertas kontrak kerjasama itu.
"Kertas cek kosong?"ucap Rosa ketika melihat kertas tersebut.
"Bentar!"ucapnya lagi.
"Ini kok masih ada satu kertas lagi yang belum gue liat"ucap gadis itu sambil menyimpan kertas cek kosong di dalam map itu dan beralih dengan satu kertas yang membuat Rosa penasaran.
"Ini maksudnya apa sih?"gumam Rosa ketika telah selesai membaca isi kertas itu.
"Kok ada kertas kontrak kerja orang tua gue bareng pak Robert sama dia sih di sini?"ucap Rosa dengan bingung.
"Kok gue curiga yah sama ini semua"ucap gadis itu lagi.
"Sial! Kenapa rumit banget sih nih masalah"ucap gadis itu dengan kesal sambil memijat pangkal hidungnya.
Rosa menyimpan kembali map itu ke tempat semula dan setelah itu ia kembali naik ke atas ranjangnya.
"Kok dada gue sesak lagi sih"kesal gadis itu sambil membaringkan tubuhnya.
Gadis itu mulai mengarahkan tangannya pada nakas yang ada di samping ranjangnya.
Ia mulai mengambil botol obat berwarna putih yang ia dapatkan di atas nakas tersebut.
"Obat gue abis lagi"ucap Rosa ketika tidak mendapatkan obat dalam botol plastik itu.
"Aish! Mana kepala gue mulai sakit lagi"ucapnya ketika merasakan kepalanya yang mulai memberat.
Gadis itu mengambil ponsel yang kebetulan berada di sampingnya dan setelah itu, ia mulai mengotak atiknya.
"Halo Stev!"ucap Rosa dengan ponsel yang sudah berada di telinganya.
"......"
"Lo bisa bantuin gue nggak?"tanya Rosa dengan nada seperti orang yang menahan sakit.
"....."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Novela Juvenil"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...