Rosa dan Stevy sudah berada di dalam kelas mereka dengan seorang dosen yang tengah menjelaskan materi menggunakan infokus.
Sedari tadi Rosa sama sekali tidak fokus dengan apa yang di jelaskan di depannya karena sekarang otaknya tengah di penuhi dengan sesuatu yang sangat rumit.
"Pak Arthur benar benar ngikutin syarat buat batalin tuh pertunangan"gumam gadis itu dengan pelan.
"Dan itu tandanya dia punya peluang besar buat dekatin gue"ucap gadis itu lagi dengan raut wajah yang sulit di tebak.
"Gue nggak mungkin nerima dia gitu aja"lanjutnya.
Gadis itu kembali diam dengan mata yang fokus ke depan tapi pikirannya sama sekali tidak tertuju kepada apa yang ia lihat.
Lama ia berdiam diri seperti itu hingga seulas senyum miring tercetak jelas di wajah cantik gadis itu.
"Gue bakal liat sampai di mana dia bisa bertahan dengan semua ini"ucap Rosa dengan senyum miringnya.
"Seenggaknya gue bisa balas sakit hati gue karena lo"lanjutnya lagi.
Gadis itu memang memiliki sifat yang pendendam tanpa perduli siapa dia di kehidupannya sendiri. Dia akan membalas semua yang orang lain lakukan pada dirinya.
"Baiklah! Kita akan bertemu di minggu depan"ucap dosen di depan sana yang membuat semua orang yang ada di sana senang.
Setelah kepergian sang dosen, Rosa mulai bangkit dari duduknya untuk menghampiri Stevy yang kebetulan duduk di depan sedangkan ia duduk di barisan bangku tengah.
"Kantin yuk!"ajak Rosa yang sudah berdiri di samping Stevy yang sibuk menulis.
Gadis itu mendongak menatap Rosa yang juga tengah menatapnya dengan wajah yang tidak pucat seperti tadi pagi.
"Lo aja deh! Gue lagi sibuk nugas nih"ucap Stevy yang membuat Rosa mendengus kesal.
Bukannya melangkahkan untuk keluar dari kelas itu, Rosa malah menarik salah satu bangku yang ada di sana untuk dekat dengan bangku yang di duduki sang sahabat.
"Bukannya lo mau ke kantin yah?"tanya Stevy ketika melihat Rosa yang duduk disampingnya.
"Kaga jadi, nggak ada temannya"ucap gadis itu dengan lesu yang membuat Stevy mendengus pelan.
"Panggil pak Arthur aja buat nemenin lo"ucap Stevy dengan nada jenakanya sambil melanjutkan kembali tulisannya.
"Siapa dia!"ucap Rosa dengan wajah kesalnya.
"Dia kan calon pacar lo"ucap Stevy bercanda yang membuat gadis itu memutar bola matanya malas.
"Sembarang banget kalau ngomong"kesal Rosa.
"Hubungan lo sendiri gimana tuh sama si Lucas?"tanya Rosa dengan penasaran.
"Nggak gimana gimana"jawab Stevy dengan cepat.
"Hubungan lo sama dia itu sebenarnya udah sejauh mana?"tanya Rosa yang sudah memasang wajah seriusnya.
"Yah gue nggak tau"ucap Stevy sambil mengangkat bahunya.
"Dasar dodol! Masa lo yang jalin tapi lo sendiri yang nggak tau sampai mana"ucap Rosa kesal yang membuat gadis itu menatap sinis sahabatnya.
"Mendingan juga gue, daripada lo di tinggal tunangan pas sayang sayangnya"ucapnya Stevy barusan membuat Rosa menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Emang gue bodoh!"ucap Rosa tiba tiba yang membuat Stevy menggaruk pelipisnya pelan sambil memasang wajah bersalahnya.
"Sa! Bukan gitu maksud gue"ucap Stevy kepada Rosa yang terus saja menatapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252206469-288-k32973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Ficção Adolescente"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...