Pagi telah tiba dan Rosa baru saja selesai membersihkan dirinya.
Sekarang gadis cantik itu, tengah duduk di atas ranjang dengan kotak P3K ada di hadapannya.
Rosa mengobati bekas pukulan yang ia dapatkan tiga kali berturut turut dari orang yang berbeda itu dengan hati hati.
Lebam keungu unguan itu nampak terlihat jelas di sudut bibirnya.
Gadis itu telah selesai mengobati lukanya itu dan kemudian ia berjalan mengambil tas punggung kecil hitam yang ada di atas meja riasannya.
Gadis itu juga tak lupa menyimpan kembali kotak P3K ke tempat semula.
Dan disinilah gadis itu berada, ia baru saja masuk ke dalam mobilnya dengan santai.
Kemudian gadis itu mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan maksimal meninggalkan area kosannya.
"Kayaknya gue masih bisa deh buat pergi ke tempat itu"gumam gadis itu dengan mata yang fokus pada jalan di depannya.
"Dua jam lagi"lanjutnya yang sudah melirik jam tangan kecil yang bertengger manis di pergelangan tangannya.
Setelah itu, gadis tersebut kembali memfokuskan dirinya pada apa yang ia kerjakan sekarang.
Sepertinya gadis itu tidak ingin ke kampus dulu karena terbukti ia mengambil jalur yang tidak pernah ia lewati ketika ingin ke kampus.
Rosa terus saja menambah laju mobilnya itu dengan wajah yang terus saja tenang padahal, sedari tadi ia sudah terkena umpatan demi umpatan yang di layangkan pengendara lain pada dirinya.
Sekitar hampir satu jam, mobil gadis itu berhenti di tepi jalan yang berseberangan dengan sebuah gedung bertingkat yang bertuliskan Aldera Corp di depannya.
Entah apa yang akan gadis itu lakukan di tempat seperti ini, padahal hari ini ia memiliki mata kuliah.
Mata gadis itu sedari tadi terus menatap ke arah gedung itu dengan serius.
"Kalau gue diam di sini terus, gue nggak bakal bisa masuk kelas"gumam gadis itu dengan wajah berpikirnya.
"Nggak mungkin sejam dua jam doang gue nungguin tuh orang keluar"lanjutnya sambil terus memandang pintu masuk gedung tersebut.
Ia terus memandang gedung itu dengan matanya yang jeli hingga detik berikutnya ia memetikkan jarinya dengan senyum misteriusnya.
Rosa mengalihkan pandangannya dari gedung itu menuju laci mobilnya.
Gadis itu mulai membuka laci mobilnya dengan seringai yang sedari tadi ia tunjukkan.
"Untung nih benda masih ada"ucap gadis itu sambil mengeluarkan satu buah benda yang kecil dari dalam laci itu.
Setelah mendapatkan apa yang ia cari, gadis cantik tersebut langsung membuka pintu mobilnya dengan terburu buru.
Dan detik berikutnya ia sudah menyebrangi jalan tersebut dengan hati hati.
Dan disinilah gadis cantik itu berada, di belakang sebuah mobil putih yang terparkir tidak jauh dari depan pintu masuk gedung tersebut.
Rosa menatap keadaan sekitarnya, merasa sudah aman gadis dengan kaos putihnya itu langsung berjongkok dan mulai menempelkan benda yang ia dapat dari lacinya tadi ke bawah mobil tersebut.
"Semoga GPS ini bisa membantu"ucap gadis itu sambil bangkit dari jongkoknya.
Sedangkan dari sebuah rumah megah, Sofia baru saja turun dari tangga dengan dress navy yang ia kenakan.
"Arthur udah nunggu kamu di luar"ucap wanita paruh baya yang baru keluar dari dapur rumahnya.
"Dia nggak masuk dulu?"tanya Sofia pada sang ibunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Teen Fiction"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...