Tiga puluh menit berlalu tetapi Arthur belum juga membuka mata dari tidur nyenyaknya.
"Enghhh"lengkuhan kecil berhasil lolos dari bibir lelaki tersebut bersamaan dengan matanya yang terbuka.
Arthur mengerjap ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk di dalam penglihatannya.
"Kemana dia?"tanya Arthur ketika kesadarannya sudah terkumpul sepenuhnya.
Merasakan dahinya yang sedikit dingin membuat Arthur langsung mengarahkan tangannya pada dahinya.
"Ini pasti kerjaan Rosa"ucapnya sambil melihat sapu tangan yang digunakan untuk mengompres dahinya.
Arthur mendudukkan dirinya dengan tubuh yang bersandar di kepala ranjang dan tangan yang sudah memegang kepalanya yang sedikit pusing.
"Apa dia udah pulang?"tanya Arthur pada dirinya sendiri sambil menatap penjuru kamarnya.
Lama Arthur terdiam dengan pikiran yang melayang layang entah kemana hingga suara pintu terbuka membuat dirinya langsung beralih mentap pintu tersebut.
Ceklek!
Pintu terbuka dan menampilkan sosok gadis yang tengah memakai cardigan putih dengan rambut yang di kuncir kuda hingga memperlihatkan leher putihnya.
Arthur tersenyum tipis ketika melihat sosok gadis yang ada di pikirannya saat ini tengah berjalan mendekati dirinya dengan satu tangan yang membawa kantong kresek putih.
"Bapak udah bangun?"tanya Rosa yang membuat Arthur menghela napasnya pelan.
"Kamu liat saya sedang apa?"tanya Arthur yang membuat Rosa menatap lelaki tersebut dengan kerutan yang timbul di dahinya.
"Anak SD juga tahu kalau bapak itu lagi duduk"ucap Rosa sambil menyimpan kantong kresek yang ia bawa di atas nakas samping ranjang Arthur.
"Anak SD juga tahu kalau saya itu sudah bangun"ucap Arthur yang membuat Rosa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jadi hentikan pertanyaan tidak berbobot kamu itu"ucap Arthur yang membuat Rosa memutar bola matanya malas.
"Apa yang sakit pak?"tanya Rosa dengan tatapan yang terselip rasa khawatir di sana.
"Badan saya lemas dan kepala saya masih pusing"ucap Arthur yang membuat Rosa mengangguk pelan.
"Kamu dari mana?"tanya Arthur sambil menatap Rosa dengan penasaran.
"Dari apotek buat beli obat bapak"ucap Rosa yang membuat Arthur menatapnya dengan satu alis yang sudah terangkat tinggi.
"Emangnya dokter pribadi saya sudah datang ke sini?"tanya Arthur yang membuat Rosa mengangguk sebagai jawabannya.
"Kenapa saya nggak di bangunin?"tanya Arthur dengan nada sedikit kesal.
"Mana saya tahu! Tuh dokter langsung main periksa bapak aja"ucap Rosa yang membuat Arthur mendengus kesal.
"Dan kata dokter bapak itu kecapean jadi saya sarankan jangan terlalu forsir tenaga deh pak"jelas Rosa dengan nada sedikit khawatir.
"Uang yang di gunakan untuk beli obat saya, nanti saya ganti"ucap Arthur sambil menatap kantong kresek yang berisi obat obatan.
"Bagus deh kalau bapak tahu diri, soalnya jaman sekarang nyari uang itu susah"ucap Rosa pelan tapi itu masih bisa di dengarkan oleh Arthur.
"Jadi kamu nggak iklas buat bantuin saya?"tanya Arthur yang membuat Rosa membulatkan matanya.
"Saya nggak budek, jadi saya dengar semua apa yang kamu katakan"ucap Arthur.
"Perasaan dari kemarin nih dosen denger mulu apa yang gue omongin deh! Atau jangan jangan dia punya Indra ke tujuh?"batin Rosa memandang dinding kamar Arthur.
![](https://img.wattpad.com/cover/252206469-288-k32973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Novela Juvenil"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...