Sekarang Rosa tengah berada di bangku taman kampus sambil menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya sedangkan Stevy sedari tadi terus saja menatap sahabatnya tersebut dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Lo beneran mau ikut balapan liar lagi?"tanya Stevy yang mulai membuka percakapan di antara mereka.
"Hm"gumam Rosa dengan mata yang tertutup dan tangan yang bersedekap dada.
"Tapi lo udah nggak punya mobil lagi"ucap Stevy dengan bingung yang membuat Rosa membuka matanya sambil nyengir kuda ke arahnya.
"Gue pinjam mobil lo yah!"ucap Rosa dengan memelas yang membuat Stevy membulatkan matanya dengan sempurna.
"Psycho lo"ucap Stevy kesal yang membuat Rosa memutar bola matanya malas.
"Jangan pelit lah sama sahabat"melas Rosa yang membuat Stevy mendengus.
"Gimana nanti kalau mobil gue rusak?"tanya Stevy yang membuat Rosa mengangguk pelan.
"Kaga akan"ucap Rosa santai.
"Lo tau gimana kemampuan gue dalam mobil"ucap Rosa dengan bangga yang langsung membuat Stevy dengan reflek menjitak kepala gadis itu.
"Terus nanti kalau nyawa lo melayang gimana?"tanya Stevy lagi dengan kesal.
"Bilang aja kalau lo nggak mau gue ikut balapan lagi"ucap Rosa dengan memelas.
"Itu lo tau"ucap Stevy cuek sambil memainkan ponselnya.
"Gue tau lo khawatir sama gue, tapi balapan itu nawarin sesuatu yang menguntungkan buat gue"ucap Rosa.
"Dan kalau lo nggak mau juga nggak masalah buat gue"lanjutnya sambil bangkit dari duduknya.
"Gue bakal minjamin mobil gue sama lo"ucap Stevy ketika melihat sosok Rosa yang akan meninggalkan dirinya.
Rosa kembali menatap Stevy dengan satu alis yang terangkat dengan tinggi.
"Gue mau lo menang"lanjutnya yang membuat Rosa tersenyum miring.
"Thanks! Dan gue bakal pastiin gue yang bakal menang"ucap Rosa tulus.
"Tapi lo ikhlas kan kalau gue make mobil lo buat balapan?"tanya Rosa dengan serius.
"Kaga!"kesal gadis tersebut dan langsung bangkit dari duduknya pergi meninggalkan Rosa yang tengah melongo.
"Judes amat mbaknya"ucap Rosa sambil geleng geleng kepala.
Gadis tersebut kembali duduk di bangku taman itu seorang diri, mengingat jika dua jam kedepan kelas mereka free.
Rosa mengambil ponsel yang ada di dalam saku kardigannya dengan santai dan jangan lupakan luka memarnya yang belum memudar sama sekali.
"Gue ingat masa masa gue dulu"gumam gadis tersebut sambil menatap layar ponsel yang tengah menampilkan sosok gadis yang tengah duduk di meja bar.
Ting!
08213*****
Saya tau jika kamu dan Arthur
punya hubungan lebih dari sekedar
dosen dan mahasiswa!Rosa mengernyitkan dahinya bingung ketika membaca pesan yang masuk pada ponselnya dengan nomor yang sama sekali ia tidak kenali.
"Ini nomor siapa? Dari mana dia tau gue sama pak Arthur?"tanya Rosa lagi dengan tangan yang mulai menari nari di papan keyboard ponselnya.
Ini siapa yah?
Rosa terus menatap layar ponselnya yang menampilkan balasan pesan yang ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa (End)
Teen Fiction"Bapak ngapain di sini?"tanya Rosa dengan wajah bingungnya. Arthur menatap gadis tersebut dengan datar dan tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang tersebut. "Ck! Dasar kulkas berjalan"umpat Rosa pelan. "Saya masih dengar Rosa"ucap Arthur dan i...