Chapter 25

616 56 0
                                    

Vannia
       Minggu ini gue sudah kembali beraktivitas, setelah seminggu full gue bener-bener menjadi tahannan rumah yang selalu diawasi mama, vinno, kyra dan bahkan tante asih, tapi gue justru happy dengan kyra yang setiap hari kerumah dengan dalih belajarnya dya pindah kerumah gue, tapi malah lebih banyak rebahan, bermain, bahkan bobok bareng, hal-hal menyenangkan diluar kata belajar yang kami lakukan bersama, dan selalu ada vinno tentunya.

Alvinno lelaki yang kemarin mengatakan kalau dirinya mencintai gue, lelaki yang heboh nya minta ampun, untuk selalu cek dan Tanya keadaan gue lewat telfon atw apapun itu ketika kami sedang tidak bersama.
perhatian kecilnya seperti yang selalu membawa bunga-bunga indah ketika bunga dikamar gue mulai layu dan menggantinya. Bukan hanya perhatian tapi bahkan kami bisa mendiskusikan banyak hal, bercerita banyak hal, atau bahkan menilai suatu masalah dengan berbagai sudut pandang, serta banyak nya cita cita kami kedepan untuk kyra seperti harapan terbesarnya saat siang itu kyra tertidur dengan lelapnya dan kami duduk di karpet bulu sambil menghadap jendela besar yang menampilkan pemandangan  langit biru dengan awan putih yang berarak.

"Sayang, kamu inget gak? Waktu kamu tolongin aku saat mobil aku mogok di depan sekolah kamu dan kita hujan-hujanan?"

"inget yang kamunya udah basah kuyup itu kan"

"yap itu. Saat aku melihat banyak nya anak murid kamu yang dijemput orang tuanya aku teringat kyra. Aku berdoa sama tuhan agar suatu hari nanti kyra bisa pergi kesekolah sperti mereka dan aku yang anterin dya"

" dan sampai sekarang masih sama, apalagi melihat kyra yang semakin banyak kemajuan, aku makin optimis klw massa itu semakin dekat, dan aku udah gak sabar sayang.
Aku udah gak sabar, untuk bisa anterin kyra ke sekolah seperti anak yang lainnya, melihanya memakai seragam, melangkahkan kaki ke kelasnya, aku bakalan dadah dadah sambil menyemangati dya, dan aku mau ada kamu juga disana, kita bersama-sama."

Dan saat itu gue hanya mengangguk dan mengamin kan segala angan dan rencana yang vinno susun spenuh hati dan mengucapnya di setiap doa.

Hari ini setelah sepulang sekolah gue akan ke rumah kyra untuk mengajarnya disana kasihan anak kesayangan gue harus bolak balik terus. soal jazz kesayangan gue kalian jangan Tanya lagi, sudah di musiumkan oleh vinno dan ditambah si papa yang berubah mejadi over protective soal kendaraan dan telah disepakati untuk sementara gue akan menggunakan mobil papa plus supir antar jemputnya.

Gue sampai dirumah tante asih dan langsung memulai sesi belajar dengan kyra, yang harus banyak dikebut setelah satu minggu ini kami ber leyeh-leyeh. Tengah asik mengawasi kyra yang mengerjakan soal hp gue bergetar dan memunculkan nama vinno disana.

"hallo vin"

"hallo sayang, kamu udah dirumah?"

"udah nih, aku lagi belajar sama kyra kenapa?"

" mama lagi ada dirumah gak?"

"oh, tadi mama kamu katanya mw pergi arisan sama ibuk ibuk komplek deh vin, Cuma ada aku sama kyra dirumah, katanya sih gak lama"

"oh gitu ya? kamu bisa tolongin aku gak? Nanti ada staff kantor kerumah. aku suruh dya jemput laptop aku ketinggalan ada file kerjaan aku disana yang penting banget buat hari ini. Laptopnya ada di kamar aku di atas meja, kamu masuk aja ke kamar aku ya.... bisakan?"

" ohh oke oke nanti aku ambilin laptopnya dikamar kamu"

"oke deh, paling bentar lagi orang nya nyampe, kamu tau kamar aku yang mana kan?"

"iya aku tau, nih abis ini aku kesana ambilin laptopnya"

"oke thank you my love, aku lanjut kerja lagi ya, nanti ada meeting soalnya"

" welcome vinno yang semangat kerjanya, aku tungguin sampai kamu pulang disini"

" oke deh love you"

"love you too vin"

Begitu telfon terputus gue bergegas keluar kamar kyra setelah memastikan kyra yang masih anteng ngerjain soal-soalnya. Gue berjalan dan menuju kamar vinno dan membuka pintu yang bewarna coklat itu. ketika masuk tercium aroma mint, yang persis dengan aroma vinno selama ini, aroma yang akhir akhir ini ikut menjadi aroma favorit gue, dan  bahkan sudah gue hapal karena kami selalu bersama  akhir akhir ini.

Gue mengedarkan arah pandang keseluruh kamar, dan menemukan meja kerja vinno plus laptop yang dikatakan vino yang tergeletak diatas meja. gue mengambil laptop tersebut dan berniat segera keluar, namun fokus gue teralihkan dengan kotak persegi bewarna maroon yang ikut tergeletak di atas meja, dan cukup menarik perhatian.

Dengan pelan gue mengambil kotak tersebut dan memperhatikan nya, sambil berfikir ini punya siap? Apa gue buka aja? Dengan ragu gue membuka kotak tersebut dan terlihat lah cincin cantik bewarna silver dengan berlian diatas nya. Cincin? Ini cincin siapa? Apa punya vinno? Penasaran gue mengambil cincin tersebut dan memperhatikannya, cincin ini tampak indah dan memukau sampai akhirnya gue melihat sebuah nama yang terukir dengan apik di bagian dalamnya "Diandra" .

siapa diandra ini? Berbagai macam pertanyaan dan fikiran negative seketika menyergap.
gue mulai berfikir dengan segala spekulasi yang ada, apa nama pemilik cincin ini diandra, tapi siapa diandra. Lamunan gue teralihkan ketika mendengar bunyi bel rumah,
ah staff kantor vinno pasti udah sampe, dengan segera gue mengembalikan cincin tersebut ketempatnya, dan meletakkan nya  kembali diatas meja seperti semula, bergegas keluar kamar vinno, dengan setumpuk dugaan dugaan dan satu nama Diandra.

Sore ini kami habiskan dengan menutup pelajaran kyra sambil duduk santai di halaman depan rumah dan menunggu vinno pulang. ditemani dengan cheese cake dan cup cake begambar kupu kupu kesukaan kyra serta segelas teh dan coklat panas untuk kyra. Seperti biasa kyra dengan segala tingkah nya yang tidak ada capeknya yang mampu membuat senyum gue terkembang dan mereda kan segala dugaan mengenai cincin dan diandra.

Sampai akhirnya tampak range rover yang memasuki perkarangan rumah dan sang pemilik yang keluar dari mobil itu, alvinno dengan senyum tampan yang memperlihatkan lesung pipi dalamnya, sangat antusias melihat kami menunggunya didepan rumah, dengan langkah lebarnya dya menghampiri kami, serta kyra yang sudah berlari kearah ayah nya

" ayah....."

Gue hanya termangu berdiri ditempat, dengan segala perasaan yang berkecamuk ketika melihatnya, entah kenapa.
tapi perlahan dya mendekat mempersempit jarak dan menarik gue kedalam pelukan nya, seketika gue sadar, bahwa gue terlalu dini untuk mencurigai nya. enggak gue gak boleh begini, mungkin ada saatnya vinno akan menceritakan hal hal yang gue tidak tahu, dan semuanya akan baik baik saja.

"sayang....."

Suara bariton itu. Gue membalas pelukannya dengan erat, mengusap punggungnya dan menghirup aroma mint kesukaan gue sedalam dalamnya untuk menghilangkan segala fikiran negative ini dan ya

Semuanya akan baik baik saja.

Hallo.... bagaimana chapter ini? Semoga kalian masih tetap tinggal disini dan baca sampai akhir ya... hehehe

Baru namanya doang Diandra sudah mulai meresah kan ya...
Wkwkwkw

Sambil baca jangan lupa vote dan comment buat mereka ya..

See you...

See you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih... dari pada kita pusingin diandra, mending lihat kyra yang seminggu bobok bareng miss vannia"

Untuk kamu Vannia & VinnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang