Chapter 40

1K 60 1
                                    

"bunda.... Kita kerumah kyra yuk? Kyra punya kejutan buat bunda, mau ya bun?"

Vannia
Pada akhirnya gue kembali memijak kan kaki kerumah ini, awal mula dimana semua nya dimulai. Masih segar ingatan ini ketika pertama kali gue datang dengan perasaan panik dan cemas luar biasa serta kebimbangan yang ada, disini pula gue bertemu dengan muka ketus dan mulut pedasnya alvinno pertama kali.
Namun rasanya 2 tahun cukup membuat rumah ini terasa lebih berwarna mungkin? Bagaimana bisa sebanyak ini bunga-bunga dan tumbuhan pohon bewarna hijau beragam jenis, tumbuh dengan baik dan sedap dipandang mata dan mampu membuat gue terpana.

Perlu di garis bawahi bahwa kyra dengan segala permintaan nya adalah hal yang tidak bisa gue hindari sehingga kaki ini melangkah masuk kedalam rumah ini lagi.

Penampakan didalam rumah ini pun tak berubah sperti dulu, namun tetap dengan tambahan vas-vas bunga di setiap sudut ruangan yang mempermanis suasana, serta halaman belakang rumah ini seperti disulap menjadi rumah kaca, yang penuh dengan berpetak-petak bunga mawar, berbagai jenis warna yang lengkap tak ketinggalan tanaman anggrek yang menjulur di beberapa bagian dengan warna bunga yang mekar sempurna. Senyum gue semakin menjadi-jadi bak anak kecil yang takjub dengan keindahan ini. tapi tunggu sebentar siapa yang menyulap rumah tante asih menjadi penuh dengan taman bunga begini?

"vannia..."
sapa tante asih yang sedari tadi melihat gue hilir mudik dengan mata berbinar-binar memandang bunga-bunga yang mekar

"tante.. ini..? siapa yang nanam tante? Mereka semua cantik"

" dya yang tanam.. karena kamu katanya"

"dya...? "
gue berfikir sejenak dya disini maksudnya siapa ? sampai akhirnya segala nya menjurus kesatu nama

"alvinno? Maksud tante vino yang tanam?"

"iya sayang... setelah kamu pergi dya melepas semua sedih dan jenuh nya dengan menanam semua bunga ini selama 2 tahun, katanya katika bunga-bunga ini mekar akan selalu mengingatkan dya pada senyum kamu dan mengobati rindu katanya."

" tante aku_"

" temui dya mau? Tante tahu kalian sama sama masih saling cinta dan merindu, cukup 2 tahun vannia, sekarang saatnya untuk kalian saling jujur satu sama lain, mau ya sayang?"

balas tante asih yang mentap gue sendu namun penuh perhatian sambil mengusap pundak gue pelan. benar sudah saatnnya kami untuk saling jujur gue harus ketemu vinno dan gue hanya menggangguk sebagai jawaban.

"dya ada dikamarnya, vinno sudah tungguin kamu dari tadi, kamu bisa masuk kesana jumpai dya ya vannia"

Dengan langkah pasti gue menuju lantai dua menapaki tangga dan berbelok kedepan pintu berwarna coklat. Saat ini gue terdiam sambil memegang ganggang pintu yang belum juga gue buka, ada rasa takut dan segala pikiran buruk gue tentang vinno, setelah apa yang dia lakukan. namun setelah mengingat penuturan tante asih dibawah tadi membuat gue yakin, dan membuat gue merindukan laki-laki ini terlalu banyak dan jujur gue sudah tidak sanggup untuk lebih lama lagi.

Pelan gue membuka pintu dan pemandangan pertama yang gue lihat adalah, bukan kamar vinno sperti biasanya nya, namun kamar ini sperti di sulap menjaadi ruang galeri kecil yang penuh dengan berbagai foto-foto di setiap dinding nya, dan semua foto itu adalah gue sebagai objek utamanya, semua moment terbaik ketika kami bersama dan foto foto baru 2 tahun ini ketika gue masih kuliah di jepang di berbagai enggel dan tempat, yang diambil secara diam diam, setra foto setiap bunga yang selalu hadir dan gue dapatkan di tanggal 27 tiap bulan nya. Semua nya ada disini tidak ada satu pun yang tertinggal. Apa ini Alvinno?

Jadi selama 2 tahun ini dya benar-benar menjaga dan berada di sisi gue dari jauh maupun dekat tanpa gue sadari dan mengabadikan segalanya. rasa sedih, haru dan bahagia langsung menyergap hati dan fikiran gue, sampai membuat gue menitikan air mata hingga terisak dengan kencang, alvinno laki-laku itu dya orang nya yang mampu menunjukkan cintanya kepada gue, sesuai dengan janji nya.

Untuk kamu Vannia & VinnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang