Chapter 19

644 67 0
                                    

Alvinno
       Sejak hari itu gue merasa sisi kosong yang ada di hati gue mulai terisi dengan sosoknya yang bahkan ketika setiap malam gue memejamkan mata wajahnya masih terbayang dengan jelas. Dya vannia.

Gue mungkin belum menyatakan isi hati sepenuhnya kepada vannia karena gue masih masih perlu memastikan dengan benar kalau sosok itu tidak ada lagi membayangi hati dan pikiran. sehingga ketika gue telah memilih mencintai vannia dan membawa nya masuk kedalam dunia gue, Gue bisa mencintainya seutuhnya tanpa harus memikirkan massa lalu dan sosok itu. Tapi jujur sampai detik ini gue selalu memastikan agar dya tidak menghilang dari pandangan mata. Karena seperti yang kalian tahu bahwa dya salah satu bahagianya gue.

Hari ini gue bersemangat memulai hari bahkan sedari pagi saat datang ke kantor membuat Tama heran dan bertanya-tanya gue ada salah makan apa hari ini. enak aja salah makan
jelas-jelas hari ini gue bahagia karena sudah merancanakan untuk bertemu vannia, jadi gue harus menyelsaikan segala bentuk pekerjaan yang banyak ini dengan cepat.

Sebelum jam makan siang, gue sudah keluar dari hotel dan menuju sekolah vannia tak lupa membeli bunga favorite nya . Seperti dugaan gue vannia kaget karena kehadiran gue yang tiba-tiba sampai membuat nya terburu-buru dan itu membuat gue gemas sendiri, belum lagi reaksi binar mata dan senyum lebarnya ketika mendapat bunga  yang selalu gue sukai.
....ahhh... lengkap sudah bahagia gue hari ini.

Ketika bersamanya semua terasa nyaman dan tak terasa gue harus megakhiri acara makan siang kami hari ini karena sudah jelas dya harus mengajar kembali dan gue balik ke kantor.
Entah kenapa ada perasaan berat yang bergelayut dihati  ketika harus berpisah dengan nya. Perasaan gundah sampai-sampai gue harus berkali-kali mengatakan hati hati kepadanya yang dibalas dengan senyum cantiknya yang sedikit mereda kan perasaan tidak enak gue. Tapi jujur sampai dya masuk kedalam sekolah dan tidak terlihat lagi di pandangan mata, perasaan was-was itu masih ada sampai gue berfikir apa gue seret aja vannia bareng gue ke kantor biar gue gak perlu merasa was-was lagi. Ahh pikiran gila apa itu vinno???.. akhirnya gue mulai memasuki mobil dan berjalan menuju kantor.

Sore ini gue pulang cepat dari hotel karena segala pekerjaan sudah dikebut sedari pagi, dan rasanya gue sudah tidak sabar ingin pulang kerumah untuk melihat princes kesayangan dan vannia yang mengajarnya. Dengan cepat gue mengemudi kerumah mengingat biasanya jam segini vannia sudah ada dirumah dan memulai pelajarannya dengan kyra. Tapi ketika gue memasuki halaman rumah tidak tampak mobil jazz yang biasa vannia pakai.
Apa dya tidak bawa mobil? Tapi tadi gue lihat ada jazz di parkiran sekolahnya. Dengan cepat gue membuka pintu rumah, gue kaget melihat kyra yang menangis tersedu-sedu sambil memeluk mama serta mama dengan wajah cemasnya menggenggam hp seperti menelfon seseorang dan gue tidak melihat sosok vannia disini. dengan langkah lebar dan dada yang bergemuruh kahwatir gue menghampiri kyra

"kyra..? sayang..? hei.. hei anak ayah kenapa? Kok nangis?"

kata gue memeluk dan melihat wajah dan mata bulat cantiknya yang bewarna merah karena berurai air mata.

" hiks..hiks..hiks... a..ayah.. m miss vannia..
m miss vannia gak dateng ajarin kyra hari ini.. m miss vannia kemana ayah..?
hiks..hiks.. "

lanjut kyra sambil terbata-bata menjelaskan kan dan tersedu sedu menangis. vannia gak dateng? Vannia kemana? Ada apa ini?

" maa? Kenapa ini ma?"

Tanya gue gusar ke mama sambil memeluk kyra menenangkannya di dekapan.

" duh vinn.. mama juga gak tau nih, biasanya vannia jam segini pasti udah ada disini tapi ini udah mau hampir sejam vannia belum dateng, mama cemas vinno dari tadi mama coba telfon tapi nomernya gak aktif, mama telfon kerumahnya katanya vannia belum ada pulang kerumah dari pagi.. ada apa ini vin? perasaan mama gak enak.. takut terjadi  apa apa gak biasanya vannia begini"

Untuk kamu Vannia & VinnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang